Wall Street Berakhir Jatuh Saat Imbal Hasil Obligasi Lebih Tinggi

Kamis, 22 Februari 2018 - 08:33 WIB
Wall Street Berakhir Jatuh Saat Imbal Hasil Obligasi Lebih Tinggi
Wall Street Berakhir Jatuh Saat Imbal Hasil Obligasi Lebih Tinggi
A A A
NEW YORK - Wall Street pada perdagangan kemarin waktu setempat ditutup lebih rendah setelah the Federal Reserve merilis risalah dari pertemuan kebijakan Januari. Selanjutnya imbal hasil bond lebih tinggi ketika Fed menahan suku bunga acuan alias Fed rate tidak berubah pada bulan Januari lalu.

Bank Sentral diyakini tumbuh lebih percaya diri untuk terus menaikkan secara bertahap dengan inflasi stabil di tengah peningkatan lanskap ekonomi. Saham awalnya bereaksi positif, dengan masing-masing indeks utama Wall Street berada dalam jalur positif. Namun setelah imbal hasil obligasi naik ke posisi tertinggi empat tahun, pasar mulai bergelombang.

Dow Jones Industrial Average (DJI) tercatat mengalami kejatuhan sebesar 166,97 poin atau 0,67% ke level 24.797,78 sedangkan indeks S & P 500 kehilangan 14,93 poin atau 0,55% menjadi 2.701,33. Selanjutnya komposit Nasdaq menyusut 16,08 poin yang setara dengan 0,22% ke posisi 7.218,23.

Setelah kekhawatiran peningkatan inflasi menyeret S & P 500 turun lebih dari 10% sejak posisi tertinggi 26 Januari. Namun pada sesi kemarin saham telah kembali pulih di tengah penurunan sektor properti. Sektor lain dilihat sebagai bond proxy karena mereka menghasilkan dividen yang tinggi.

SPLRCU dan telekomunikasi. SPLRCL, juga turun lebih dari 1%. Volume perdagangan bursa sahan AS kemarin waktu setempat mencapai sebesar 6,96 miliar saham, masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan rata-rata 8,49 miliar selama 20 sesi perdagangan.

Di sisi ekonomi, manufaktur-manufaktur AS melaporkan kenaikan yang kuat dalam kondisi bisnis selama Februari, melanjutkan tren positif yang terlihat pada awal tahun ini. Indeks Pembelian Manajer (PMI) Manufaktur IHS Markit yang disesuaikan secara musiman naik menjadi 55,9 pada Februari dari 53,8 pada Januari, perbaikan tercepat dalam keseluruhan kondisi bisnis sejak Oktober 2014.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4538 seconds (0.1#10.140)