Di Ambang Perang Dagang, AS dan Eropa Saling Ancam

Minggu, 04 Maret 2018 - 20:58 WIB
Di Ambang Perang Dagang, AS dan Eropa Saling Ancam
Di Ambang Perang Dagang, AS dan Eropa Saling Ancam
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sepertinya bakal memicu perang dagang global, ketika ekonomi terbesar dunia tersebut dan beberapa mitra dagangnya saling menebar ancaman soal tarif tinggi. Bermula dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang bakal menerapkan tarif tinggi baja dan alumunium, Uni Eropa, China, Kanada dan beberapa negara lainnya langsung melayangkan reaksi keras.

(Baca Juga: Tarif Baja AS Picu Perang Dagang, Trump: Bagus dan Mudah Dimenangkan
Bahkan beberapa di antaranya menyatakan tengah mempertimbangkan langkah-langkah pembalasan. Menanggapi hal tersebut, Trump kembali menebar ancaman balik dengan mengatakan bakal menerapkan pajak tinggi untuk mobil produksi Uni Eropa (UE). Trump mengungkapkan, bahwa negara-negara lain telah mengambil keuntungan dari AS selama bertahun-tahun karena transaksi perdagangan 'sangat bodoh'.

Perang pernyataan dimulai ketika Trump menegaskan bakal memaksakan tarif tinggu untuk komoditas baja dan alumunium. Hal tersebut lantas memancing respons keras dari mitra dagang mereka yang menyuarakan bakal melayangkan protes ke IMF dan WTO. Bahkan UE telah mempertimbangkan untuk membalas tarif 25% dari nilai impor AS sekitar USD3,5 miliar.

Mereka menargetkan bakal menerangkan tarif tinggi untuk produk ekspor andalan AS termasuk Levi's jeans, motor Harley-Davidson dan Bourbon whisky, seperti disampaikan oleh Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker. Hal itu lantas dibalas lewat kicauan Trump lewat akun resmi Twitter-nya pada akhir pekan ini.

"Jika Uni Eropa ingin menaikkan tarif besar-besaran dan menghambat perusahaan kami untuk melakukan bisnis mereka. Kami juga akan menerapkan pajak tinggi untuk mobil mereka di Amerika Serikat. Mereka membuat kami mustahil menjual mobil sendiri. Ketidakseimbangan perdagangan besar!" tulis Trump.

Tweet kedua Trump mengecam ''Defisit perdagangan USD800 miliar dengan menyebutkan transaksi perdagangan yang sangat bodoh dan itu kebijakan kami'. Pengusaha eksentrik itu juga menambahkan "Keuntungan dan pekerja telah diberikan kepada negara lain yang mengambil dari kami selama bertahun-tahun. Mereka mentertawakan apakah pemimpin kami bodoh. Sekarang tidak akan lagi!".

Sebagai informasi AS merupakan pasar ekspor terbesar untuk mobil EU dengan produksi kendaraan 25% senilai USD237 miliar diekspor sepanjang 2016 dimana China menjadi urutan kedua dengan 16%. Jerman mendominasi dengan lebih dari setengah dari Uni Eropa mobil ekspor, sehingga apabila AS memberlakukan tarif tinggi mobil UE tentunya bakal terimbas ke negara tersebut.

Akan tetapi produsen mobil Jerman juga membangun ratusan ribu mobil di Amerika Serikat setiap tahun serta menyediakan banyak pekerjaan. Sementara sebelumnya Komisi Eropa segera bereaksi dan menyatakan akan mengambil tindakan keras, jika produsen Uni Eropa menjadi sasaran tarif AS yang lebih tinggi.

Kepala eksekutif Uni Eropa Jean-Claude Juncker menyebut tarif impor AS sebagai "intervensi terang-terangan untuk melindungi industri dalam negeri Amerika Serikat."

Claude Juncker mengatakan, Uni Eropa akan "bereaksi dengan tegas" untuk membela kepentingannya. Dalam beberapa hari ke depan Uni Eropa akan mengajukan proposal "untuk tindakan balasan WTO yang sesuai."

Asosiasi Industri Jerman BD) mengatakan, tarif impor itu adalah kebijakan salah. Donald Trump mempertaruhkan „konflik perdagangan global dan spiral proteksionisme, yang pada akhirnya juga akan merugikan pekerja Amerika, "kata Presiden BDI Dieter Kempf kepada kantor berita Jerman DPA.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5588 seconds (0.1#10.140)