Stabilkan Harga Beras, Jatim Siap Bangun Pasar Induk

Jum'at, 09 Maret 2018 - 05:14 WIB
Stabilkan Harga Beras, Jatim Siap Bangun Pasar Induk
Stabilkan Harga Beras, Jatim Siap Bangun Pasar Induk
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) siap membangun Pasar Induk Beras (PIB) di area Pasar Induk Puspa Agro di Jemundo Sidoarjo jika diminta pemerintah pusat. Keberadaan PIB ini diharapkan menstabilkan harga beras.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jatim, Fattah Jasin mengatakan, sejauh ini pihaknya mendapat informasi itu jika Jatim harus membangun PIB. Namun, jika itu program pemerintah dan untuk kepentingan Indonesia, pihaknya sudah menyiapkan di Jemundo.

Saat ini Pemprov Jatim sudah memiliki Pasar Induk Puspa Agro di Jemundo seluas 50 hektare. Dari luasan tersebut baru 25 hektare yang sudah dimanfaatkan sebagai pasar induk berbagai macam kebutuhan pokok. “Pasar induk di Jemundo sangat memadai jika dijadikan PIB,” katanya.

Sebelumnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), saat kunjungannya ke Jatim pekan lalu mendorong agar PIB tidak hanya di Cipinang, tapi juga ada di Jatim. Pasalnya, provinsi ini kontribusi cukup besar dalam memproduksi beras. “ Walau tidak sebesar di Cipinang, setidaknya PIB Jatim bisa menyuplai beras untuk wilayah Indonesia timur dan PIB Cipinang untuk wilayah barat," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, Jatim merupakan salah satu lumbung pangan nasional dengan produksi beras mengalami surplus tiap tahunnya. Pada 2017, produksi beras Jatim sebesar 8,5 juta ton dan pada 2018 diprediksi naik menjadi 8,7 juta ton. Setelah dikonsumsi sendiri diprediksi mengalami surplus 5,1 juta ton. “Kelebihan produksi beras di Jatim akan didistribusikan ke 15 provinsi di Indonesia yang masih kekurangan beras,” katanya.

Di Jatim, lanjut dia, setiap bulan Desember dan Januari tiap tahunnya produksi beras minus 13.000 ton dan 12.000 ton. Tapi, panen raya pada bulan Maret produksi beras bisa mencapai 1,7 juta ton, Juni sebesar 860.000 ton, dan Juli sebesar 960.000 ton.Pada musim panen raya, Jatim harus menyetok dan menyimpan beras digudang-gudang beras lebih dari 1 ton.

“Ini dilakukan, agar di musim kering pada bulan Agustus dan September harga beras tidak naik. Jika pada bulan Agustus dan September persediaan dan stok gabah (beras) tidak ada di gudang, dipastikan harga beras akan naik,” terangnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1019 seconds (0.1#10.140)