93% Perairan, Maluku Tenggara Miliki Potensi Besar Industri Wisata

Senin, 19 Maret 2018 - 03:33 WIB
93% Perairan, Maluku Tenggara Miliki Potensi Besar Industri Wisata
93% Perairan, Maluku Tenggara Miliki Potensi Besar Industri Wisata
A A A
JAKARTA - Kabupaten Maluku Tenggara terus menunjukan komitmennya dalam memajukan pariwisata daerah. Kabupaten Maluku Tenggara memiliki potensi besar dalam pariwisata dan perikanan. 93% wilayah Maluku Tenggara adalah perairan dan sisanya daratan.

"Saat ini, kami terus melakukan berbagai usaha mengangkat potensi pariwisata dengan memanfaatkan 93% wilayah perairan tersebut, khususnya Pulau Kei" ujar Bupati Maluku Tenggara, Samuel Risembessy.

Menurut Samuel, sejumlah usaha untuk memajukan pariwisata Maluku Tenggara telah dilakukan, terutama dalam memperbaiki aksesibilitas dan promosi. Apalagi menurut Samuel, saat ini Pulau Kei lah yang menjadi wajah wisata provinsi Maluku, karena sebagian besar potensi wisata Maluku berada di kabupaten tersebut.

Untuk aksesibilitas, Kabupaten Maluku Tenggara tengah bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk memperpanjang runway Bandara Karel Sadsuitubun dari 2.350 meter menjadi 2.500 meter.

"Selain rencana perpanjangan runway, Januari lalu, Maluku Tenggara berhasil mendatangkan Maskapai Sriwijaya dari Makassar. Dan bulan ini, pesawat Batik Air direncanakan terbang menuju Langgur," jelas Samuel.

Dari sisi promosi, Maluku Tenggara menggenjot potensi pariwisatanya melalui penyelenggaraan event. Salah satunya, event Wonderful Sail 2018 yang akan dilaksanakan pada 23-27 Juli 2018.

"Untuk Wonderful Sail 2018, kami akan fokus mempersiapkan produk-produk unggulan dari masing-masing desa di Kabupaten Maluku Tenggara sebagai atraksi nanti" ujar Samuel.

Masih di sisi promosi, Kabupaten Maluku Tenggara juga telah sukses menyelenggarakan event besar yaitu Bali Kei Archipelago Festival (BKAF) yang merupakan event internasional pertama di Pulau Kei dan Festival Meti Kei yang keduanya dilaksanakan di bulan Oktober Tahun 2017.

Rencana program pariwisata lainnya yaitu "one village, one product" yang berusaha menciptakan produk-produk unggulan, baik kuliner, kerajinan, hingga seni dari masing-masing desa di Kabupaten Maluku Tenggara. Hal ini diharapkan dapat terus dilakukan bahkan setelah Event Wonderful Sail 2018 selesai.

"Harapan kami produk khas tiap desa dapat memperpanjang lama tinggal dari wisatawan yang datang," ujar Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tenggara, Roy Rahajaan. Semua komitmen dan usaha yang dilakukan untuk memajukan pariwisata oleh pemerintah kabupaten serta Dinas Pariwisata Maluku Tenggara, bukan tanpa tantangan.

Keadaan alam untuk berwisata yang tidak bisa diprediksi, kesediaan telekomunikasi atau provider yang sangat terbatas, amenitas yang masih minim, akses menuju pulau-pulau yang masih hanya mengandalkan speed boat dan kapal nelayan dengan waktu tempuh yang cukup lama, sampah di destinasi wisata, dan SDM pariwisata masih menjadi sejumlah kendala.

"Tantangan memang banyak namun dana terbatas, tapi kami terus berusaha benahi satu persatu masalahnya. Kaitan dengan sampah, misalnya, kami baru saja menandatangani MoU Cipta Karya, mendapat bantuan mobil sampah dan daur ulang sampah. Ke depannya sampah akan dibantu Cipta Karya untuk dihandle," ujar Roy Rahajaan.

Selain itu, tahun 2017, fokus Dispar Maluku Tenggara yaitu meningkatkan kualitas SDM pariwisata dengan melakukan pelatihan dan workshop, maka tahun ini Dispar Maluku Tenggara berfokus kepada penyiapan objek pariwisata. Roy menjelaskan, salah satu usaha yang dilakukan Dispar dengan membangun pusat kuliner di tempat wisata seperti di Pantai Panjang, yang baru saja selesai tahun lalu.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti mengatakan sesuai arahan Menteri Pariwata Arief Yahya, pihaknya mendukung kegiatan yang melibatkan unsur ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media) dalam memajukan pariwisata di Indonesia.

Guntur menambahkan, dalam menjawab tantangan Aksesibilitas dan Amenitas di Maluku Tenggara, bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan Manajemen Pulau Bawah di Kabupaten Kepualauan Anambas yang telah menggunakn Seaplane sebagai akses menuju Pulau Bawah atas seizin Kementerian Perhubungan.

Untuk Amenitas, sesuai arahan Menpar Arief Yahya bahwa mulai tahun ini, Kemenpar akan mulai menjalankan kebijakan baru yaitu Nomadic Tourism. "Mungkin Pemprov Maluku bisa mengadaptasi mengenai Seaplane tersebut agar banyak wisatawan yan tertarik untuk datang karena akses yang cepat dan mudah. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan Amenitas, bisa mempelajari mengenai Nomadic Tourism, dengan caravan, glamping dan home pod," jelas Guntur dalam keterangan resmi, Minggu (18/3/2018).
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7406 seconds (0.1#10.140)