Jadi Solusi Bagi Petani, Moeldoko Ingin HKTI Jadi Kabinet Berkarya

Selasa, 20 Maret 2018 - 06:25 WIB
Jadi Solusi Bagi Petani, Moeldoko Ingin HKTI Jadi Kabinet Berkarya
Jadi Solusi Bagi Petani, Moeldoko Ingin HKTI Jadi Kabinet Berkarya
A A A
JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) diminta agar menjadi solusi bagi petani dan pertanian Indonesia melalui karya nyata. Penegasan ini disampaikan oleh Ketua HKTI Jenderal Purn Moeldoko saat melantik Pengurus Provinsi HKTI Jawa Tengah periode 2018-2023 di Gedung Perdamaian Semarang, Jateng.

Di hadapan pengurus baru HKTI Jateng yang dipimpin Kholiq, lebih lanjut Ia mengatakan jangan hanya diskusi dan rapat melainkan harus turun langsung ke petani. "Kalo Kabinet Presiden Jokowi adalah Kabinet Kerja, HKTI adalah Kabinet Berkarya.... berkarya, berkarya, berkarya," tegas Moeldoko dalam pidatonya.

Sambung dia menambahkan, menurutnya hal yang terkait dengan petani tidak hanya cukup bicara tetapi harus mampu menunjukkan bukti. Menurutnya, melakukan sesuatu secara nyata dimaksudkan agar HKTI bisa dirasakan kehadiran dan manfaatnya oleh rakyat.

"Jadi jangan hanya diskusi, rapat, seminar, dan lain-lain. Berbuatlah dan mulai dari yang kecil, tapi penuh determinasi dan semangat besar. HKTI harus berkarya. Bukan hanya ngomong, tapi buktikan. Mana barangnya, mana buktinya. Karena itu kita buat demplot dimana, setelah demplot bagus baru undang petani," tuturnya.

Pesan lain yang disampaikan Moeldoko adalah HKTI harus memahami pertanian secara luas. Tugasnya terang dia bukan hanya menggeluti bidang pangan seperti padi, jagung dan kedelai saja, namun juga meliputi hortikultura, perkebunan, tanaman hias, perikanan darat, peternakan, dan sebagainya. Untuk itu, Moeldoko berpesan agar seluruh insan HKTI terjun langsung ke lapangan dan berbuat sesuatu secara nyata. Hal ini selain untuk merasakan langsung kenyataan dunia pertanian di lapangan.

"HKTI hadir menjadi solusi bagi petani dan pertanian Indonesia. Tidak ada gunanya kita hanya bermodalkan spanduk, bendera, kaos dengan tulisan HKTI tetapi tidak menyentuh petani," ujar mantan Panglima TNI ini.

Moeldoko menjelaskan, agar mampu menjadi solusi yang baik, maka diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Di antaranya dunia pendidikan, lembaga riset dan development, social enterprise, pebisnis, dan lainnya.

"HKTI mengembangkan pertanian tidak cukup di on-farming tapi bagaimana setelah on-farming itu, yaitu mengembangkan sektor off farming. HKTI membantu memasarkan, mengemas, dan lainnya. HKTI juga menyediakan off-taker untuk produk pertanian," paparnya.

Dijelaskan olehnya HKTI juga sudah mengembangkan bibit padi varietas M70D dan M400. M70D 7,4 ton per hektar. Varietas M400 hasilnya hanpir 11 ton per hektar dan rata ton per hektar bila menerapkan sistem operasi prosedur (SOP) yang baik.

"HKTI juga punya pupuk organik. Dengan pemanfaatan pupuk ini tanah rusak dan ekosostem berjalan. Saat ini di sawah tidak lagi ada cacing, kodok, ular, yang ada hanya satu, tikus. Kita kembalikan ekosistem tersebut. HKTI juga memiliki Brigade Anti Hama," ungkapnya.

Moeldoko juga meminta HKTI melakukan pendampingan pada petani dengan transfer of technology (ToT), sehingga petani bisa menerapkan teknologi. "Kita siap mitigasi dan mengatasi hama," ujar Moeldoko.

Penegaskan olehnya yakni HKTI mempunyai tiga misi utama, yaitu harus menjadi solusi, bridging institution dan berkarya. Ditambah misi sosial HKTI memperbaiki lingkungan, meningkatkan produktivitas, menyediakan makanan sehat kepada generasi masa depan dengan makanan organik.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8512 seconds (0.1#10.140)