Mayoritas Masyarakat Beli Properti untuk Ditinggali

Kamis, 29 Maret 2018 - 18:03 WIB
Mayoritas Masyarakat Beli Properti untuk Ditinggali
Mayoritas Masyarakat Beli Properti untuk Ditinggali
A A A
JAKARTA - Minat masyarakat terhadap sektor properti di Indonesia sebagian besar masih merupakan pemenuhan kebutuhan tempat tinggal. Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1 2018 menunjukkan calon pembeli properti lebih banyak berasal dari kalangan yang hendak membeli rumah pertama mereka untuk ditinggali.

"Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1-2018 ini ditujukan untuk mengetahui respons pasar dari sisi permintaan sekaligus untuk menciptakan transparansi informasi untuk konsumen," ujar Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan di Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1-2018 yang diselenggarakan Rumah.com bersama Iembaga riset Intuit asal Singapura ini menunjukkan, sebanyak 62% responden merupakan pencari rumah pertama dan upgrader, atau orang yang pindah ke rumah dengan kualitas yang lebih baik, bisa dari segi ukuran maupun lokasi.

Hanya 17% merupakan investor. Sisanya mencari properti untuk tempat usaha.
Tujuan membeli properti ini berkaitan erat dengan usia dan penghasilan para responden, di mana responden milenial lebih banyak berada dalam kategori pembeli rumah pertama, sementara para investor berasal dari responden yang lebih berumur.

Ike Hamdan, menjelaskan, biaya yang diperlukan untuk masuk ke pasar properti itu tinggi. "Kebanyakan masyarakat Indonesia menempatkan alasan pertama untuk membeli rumah adalah sebagai tempat tinggal. Inilah yang ada di benak para konsumen muda, yang rata-rata masih menata keuangannya," katanya.

Seiring waktu, saat keuangan sudah lebih baik, konsumen mulai berpikir untuk berinvestasi. "Sentiment Index ini menunjukkan bahwa konsumen properti cukup positif melihat properti," sebutnya. Sehingga, meskipun Sentiment Index menunjukkan ketertarikan terhadap investasi tidak tinggi, perilaku pasar terhadap properti masih normal.

Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa milenial muda berusia 20-29 tahun, yang berniat membeli rumah pertama sebanyak 69% dan hanya 12% yang berniat untuk investasi. Sementara milenial tua (30-39 tahun), 48% mencari rumah pertamanya dan 21% berniat untuk investasi. Investor properti paling banyak berasal dari golongan usia di atas 49 tahun, yakni sebesar 33%. Hanya 16% yang masih akan membeli rumah pertamanya.

Sementara jika dilihat dari penghasilannya, 59% responden berpenghasilan di bawah Rp7 juta, berniat membeli rumah pertama mereka dan 12% berniat investasi. Dari kalangan berpenghasilan menengah (Rp7 juta-Rp15 juta), 47% masih mencari rumah pertama, sedangkan 23% sudah berani untuk berinvestasi. Dari kalangan berpenghasilan tinggi (di atas Rp15 juta), sebesar 47% berniat berinvestasi di bidang properti.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan bahwa perilaku investasi masyarakat masih dipengaruhi kondisi nasional, terutama situasi politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Kondisi ekonomi makro saat ini stabil meski cenderung flat.

Arah kebijakan suku bunga masih stabil, tetapi ruang penurunannya masih terbatas. Namun demikian, stabilitas tersebut mengindikasikan ada harapan untuk menjadi lebih baik.

"Konsumen properti, terutama dari kalangan investor, masih dalam posisi wait and see. Mereka menunggu situasi politik dan kondisi ekonomi makro," tegasnya.

Masyarakat lebih memilih untuk menabung ketimbang investasi. Sedangkan permintaan hunian saat ini lebih banyak berasal dari hunian sedang, ukuran luas 22-70 meter2. Permintaan ini lebih banyak dari kalangan pembeli yang memang benar-benar sedang membutuhkan rumah untuk ditinggali.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5207 seconds (0.1#10.140)