Desain Awal Lapangan Gas Blok Masela Mulai Dikerjakan

Kamis, 05 April 2018 - 19:22 WIB
Desain Awal Lapangan Gas Blok Masela Mulai Dikerjakan
Desain Awal Lapangan Gas Blok Masela Mulai Dikerjakan
A A A
JAKARTA - Proyek pengembangan Lapangan Gas Abadi Blok Masela memasuki babak baru. Dua kontraktor dinyatakan menang tender untuk mengerjakan tahapan Pre-FEED (Front End Engineering Design) di lapangan yang memiliki cadangan gas 10,7 triliun kaki kubik (TCF) itu.

Kedua kontraktor itu adalah PT KBR Indonesia yang akan mengerjakan Pre-FEED ONLG atau fasilitas pengolahan LNG di darat dan Konsortium PT Technip Engineering Indonesia dan PT Technip Indonesia yang mengerjakan Pre-Feed FPSO atau fasilitas produksi dan penyimpanan terapung. Saat ini para kontraktor sedang persiapan melakukan pekerjaan Pre-FEED seperti mobilisasi staf dan pengaturan data dan dokumen. Minggu depan mereka dijadwalkan mulai mengerjakan Pre-FEED.

"Pekerjaan Pre-FEED akan berlangsung selama enam bulan jika semua berjalan lancar," ujar Senior Specialist Media Relations Inpex Masela Ltd Moch N Kurniawan di Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Dia menambahkan, setelah pekerjaan Pre-FEED ini selanjutnya ada tahapan penting lainnya ke depan antara penyelesaian pekerjaan Pre-FEED untuk kemudian mengajukan revisi plant of development (POD) ke pemerintah. Menurut Kurniawan, dimulainya pekerjaan Pre-FEED merupakan milestone penting pengembangan Proyek Abadi Masela. INPEX akan memformulasikan POD revisi berdasarkan hasil pekerjaan Pre-FEED dan diskusi secara berkelanjutan bersama pemerintah agar proyek ini memiliki kelayakan secara ekonomi.

"Tahapan berikutnya adalah pekerjaan FEED, Final Investment Decision (FID), konstruksi (Engineering, Procurement and Construction/EPC) dan setelah itu baru memulai produksi. Jadi timeline detail ke depan akan ditentukan salah satunya oleh pekerjaan Pre-FEED ini," paparnya.

Sekadar diketahui, pengembangan Blok Masela mengalami perubahan skema dari yang semula dilakukan di laut (off shore) menjadi di darat (on shore). Perubahan tersebut berimplikasi pada tahapan-tahapan pengerjaan termasuk harus merevisi POD sebagai acuan untuk tahapan pengerjaan FEED yang meliputi desain proyek, spesifikasi teknis, dan estimasi biaya konstruksi.

Sebagai gambaran, untuk pengerjaan Pre-FEED di industri migas umumnya memakan waktu sekitar enam bulan. Adapun tahapan FEED lebih lama lagi mencapai dua tahun. Dengan demikian, apabila tahapan Pre-FEED selesai akhir tahun ini, maka FEED baru sekitar tahun 2021. Adapun untuk tahapan konstruksi bisa mencapai 4-5 tahun.

"Tahapan Pre-FEED ini termasuk di dalamnya adalah penentuan lokasi fasilitas pengolahan onshore di Pulau Tanimbar atau Yamdena," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, hasil Pre-FEED yang dilakukan oleh Inpex nantinya ajan dijadikan bahan untuk menyusun rencana pengembangan lapangan POD. Dia menargetkan POD Blok Masela yang baru bisa diajukan November kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). "Pengajuan rencana pengembangan lapangan nanti November," kata dia.

Adapun para pemenang lelang desain awal blok Masela akan mengerjakan Pre-FEED selama tiga bulan terhitung sampai Juni mendatang.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4333 seconds (0.1#10.140)