Harga Minyak Dunia Jatuh Saat Trump Ancam Tarif Baru ke China

Jum'at, 06 April 2018 - 10:59 WIB
Harga Minyak Dunia Jatuh Saat Trump Ancam Tarif Baru ke China
Harga Minyak Dunia Jatuh Saat Trump Ancam Tarif Baru ke China
A A A
SEOUL - Harga minyak mentah dunia pada awal perdagangan hari ini, Jumat (6/4/2018) jatuh bersama dengan ekuitas di tengah ancaman Presiden AS Donald Trump untuk menetapkan tarif baru kepada China. Hal tersebut langsung menghidupkan kembali ketakutan akan kemunculan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Dilansir Reuters, Presiden Trump mengatakan sebelumnya bahwa telah memerintahkan para pejabat perdagangan AS untuk mempertimbangkan tarif tambahan senilai USD100 miliar ke China. Hal tentunya dapat meningkatkan ketegangan dengan China.

Trump mengutarakan langkah sangat tepat mengingat untuk membalas China, meskipun AS masih membuka pintu untuk negosiasi. Efek dari pernyataan Trump tersebut telah terimbas kepada pasar minyak dunia yang tercatat lebih rendah.

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni turun 38 sen atau 0,6% menjadi USD67,95 per barel pada pukul 01.43 GMT. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei menyusut sebesar 43 sen yang setara dengan 0,7% ke posisi USD63,11 per barel.

Sementara minyak mentah berjangka Shanghai untuk pengiriman September tidak diperdagangkan karena hari libur di China, setelah jatuh 0,8% pada Rabu, kemarin. Perdagangan Shanghai baru akan dilanjutkan pada hari Senin.

Sementara pengamat pasar minyak mewaspadai terhadap perang perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina, meski mereka tidak berharap akan melihat penurunan tajam di tengah tanda-tanda pengetatan pasokan. Energy Information Administration (EIA) melaporkan persediaan minyak AS pekan lalu mencapai 4,6 juta barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa produsen non-OPEC termasuk Rusia berkomitmen untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari hingga akhir 2018 dalam upaya mengembalikan harga. Arab Saudi sebagai pemimpin de facto kartel minyak, mengatakan pemotongan produksi dapat diperpanjang dalam satu bentuk atau lainnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5310 seconds (0.1#10.140)