Jamin Pasokan Listrik Nasional Lewat Pemanfaatan Energi Nuklir

Senin, 09 April 2018 - 13:53 WIB
Jamin Pasokan Listrik Nasional Lewat Pemanfaatan Energi Nuklir
Jamin Pasokan Listrik Nasional Lewat Pemanfaatan Energi Nuklir
A A A
JAKARTA - Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) terus mendorong pemanfaatan energi nuklir dalam upaya menjamin pasokan listrik nasional. Salah satunya dengan menggelar focus group discussion (FGD) bersama sejumlah stake holder untuk membahas dan mendapatkan dukungan pemanfaatan energi nuklir

Anggota KEIN RI sekaligus Ketua Kelompok Kerja Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) KEIN RI Zulnahar Usman mengatakan, pelaksanaan FGD dengan sejumlah badan dan lembaga pemerintah ini merupakan hasil kerja sama antara pihaknya dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek

Di mana, pada pertengahan Maret lalu, kedua lembaga negara ini sama-sama bersepakat untuk mendorong pembangunan PLTN, guna menjamin pasokan energi listrik nasional yang ramah terhadap lingkungan dan sustain.

"FGD akan membahas energi nuklir secara komprehensif dan akan diikuti oleh lembaga-lembaga terkait. Rencananya, diskusi akan kami laksanakan pada tanggal," ujar Zulhanar dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (9/4/2018).

Menurut Zulnahar, pertemuan dengan Kementerian/Lembaga yang terkait nuklir ini diharapkan dapat memberikan masukan yang komprehensif kepada Presiden sehingga permasalahan Nuklir yang sudah maju-mundur selama 3 dekade dapat segera di putuskan sesuai arahan Presiden pada 12 Januari 2016 bahwa masalah PLTN ini jangan terus diambangkan, bila sudah dianggap diperlukan segera diputuskan.

Hasil FGD Nuklir tersebut akan menjadi Policy Memo KEIN R.I kepada Presiden Joko Widodo dalam rangka persiapan Indonesia menjadi negara yang memanfaatkan energi Nuklir. Sejauh ini, beberapa persiapan juga telah dilakukan pemerintah. Antara lain penyelesaian dokumen berupa penilaian multi-kriteria NPP sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 22/2017, berjudul Rencana Pengembangan Prototype NPP dan komersialisasi oleh Kemenristek Dikti.

Kementeriam ESDM juga tengah menyusun dokumen peta jalan atau roadmap PLTN yang akan segera dirilis. Pada November 2017 yang lalu KEIN R.I juga telah melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat untuk mendapatkan masukkan dan dukungan untuk mengembangkan PLTN yang berbahan bakar cair atau yang di sebut Molten Salt Reactor yang di Indonesia lebih popular dengan istilah PLTT (Pembangkit Listrik Tenaga Thorium) yang telah beberapa kali dipaparkan kepada Presiden.

Antusiasme Presiden terhadap pemanfaatan energi thorium ini pun sangat tinggi lantaran memiliki tingkat keselamatannya tinggi dan biaya yang murah. "Salah satu kunci daya saing industri nasional adalah biaya energi yang harus murah dan Kami berharap melalui PLTN Industri mendapatkan pasokan listrik dalam skala besar yang handal dan murah," katanya.

Pemilihan PLTN bila ditetapkan di Indonesia diyakini bisa menjamin keberlanjutan dan keamanan pasokan energi listrik, berwawasan lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, terutama batu bara. Bila PLTN tetap ditunda ketergantungan terhadap batu bara untuk menjamin pasokan listrik yang continue akan terus berlanjut, sementara energi terbarukan yang continue terbatas pada hydro (air) dan geothermal (panas bumi).

Sekarang ini, problem utama mandegnya pengembangan PLTN di Indonesia hanya terletak pada penerimaan masyarakat yang masih khawatir dengan keberadaan reaktor. Padahal, pemanfaatan ilmu pengetahuan di bidang ini berkembang sangat cepat, saat ini pun teknologi pembangkit listrik sudah masuk dalam Generasi Keempat.

Di mana, antisipasi kebocoran reaktor lebih canggih ketimbang generasi-generasi sebelumnya. Sehingga, bencana alam seperti gempa bumi ataupun tsunami dapat dicegah ancaman bahayanya dari kebocoran reaktor.

"Kami berharap dapat memperoleh dukungan dari semua pihak dalam pengembangan energi nuklir sehingga kita mampu memenuhi kebutuhan listrik terutama kalangan industri, apalagi harga listrik dari pembangkit ini sudah terbukti sangat bersaing dengan energi listrik yang berasal dari bahan baku fosil khususnya batubara," tukasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3890 seconds (0.1#10.140)