RI Akan Mulai Perundingan PTA dengan Tiga Negara Afrika

Jum'at, 13 April 2018 - 11:30 WIB
RI Akan Mulai Perundingan PTA dengan Tiga Negara Afrika
RI Akan Mulai Perundingan PTA dengan Tiga Negara Afrika
A A A
JAKARTA - Di sela-sela perhelatan Indonesia Africa Forum (IAF) 10-11 April 2018 di Bali, Indonesia menyepakati untuk segera memulai perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan tiga negara Afrika, yaitu Mozambik, Tunisia, dan Maroko.

Hal itu sejalan dengan upaya perluasan akses pasar ke negara-negara tujuan ekspor nontradisional, khususnya di wilayah Afrika. Hal itu telah menjadi fokus kebijakan perdagangan Indonesia setelah Presiden Joko Widodo bertemu dengan beberapa kepala negara di wilayah Afrika pada Indian Ocean Rim Asociation (IORA) Summit Maret 2017.

"Sebagai tindak lanjut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang didukung oleh Kementerian Luar Negeri memanfaatkan momen IAF 2018 untuk bergerak maju dan membahas rencana kerja sama PTA dengan Maroko, Mozambik, dan Tunisia," ungkap Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melalui keterangan pers, Jumat (13/4/2018).

Mendag mengatakan, dirinya telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mozambik Ragendra de Sousa. Seusai pertemuan, kedua menteri mengeluarkan pernyataan bersama untuk meluncurkan secara resmi dimulainya proses perundingan Indonesia-Mozambik PTA.

"PTA Indonesia-Mozambik nantinya dapat memfasilitasi para pelaku usaha, termasuk usaha kecil dan menengah. Selain itu, kami percaya bahwa perdagangan kedua negara akan meningkat dengan PTA, karena saat ini masih jauh dari potensi yang dapat digali," jelas Enggar.

Total perdagangan Indonesia-Mozambik tahun 2017 sebesar USD82,2 juta. Nilai ini terdiri atas ekspor Indonesia sebesar USD54,1 juta dan impor Indonesia sebesar USD28,1 juta. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD26 juta.

Mendag juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko Mounia Boucetta. Wamen Boucetta menyampaikan dukungannya atas rencana PTA yang diusulkan Indonesia. "Maroko mendukung usulan Indonesia untuk melakukan kerja sama PTA. Untuk itu, diharapkan sebelum kunjungan misi dagang Indonesia ke Maroko bulan Juni 2018, delegasi Indonesia diundang ke Maroko untuk melakukan pembahasan persiapan peluncuran PTA," jelas Mendag.

Maroko merupakan salah satu pasar ekspor nontradisional yang menjadi hub ke pasar Afrika. Total perdagangan Indonesia-Maroko pada 2017 mencapai USD154,8 juta. Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke Maroko sebesar USD86 juta dan impor dari Maroko sebesar USD68,8 juta, sehingga terdapat surplus perdagangan USD17,1 juta.

Demikian pula, Delegasi Teknis Indonesia dan Tunisia telah bertemu untuk membahas PTA. "Kedua delegasi merekomendasikan untuk segera memulai pembahasan PTA antara Indonesia-Tunisia," ujar Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini.

Total perdagangan Indonesia-Tunisia tahun 2017 sebesar USD88 juta. Nilai ini terdiri atas ekspor Indonesia ke Tunisia sebesar USD55,2 juta dan impor Indonesia dari Tunisia sebesar USD32,8 juta, sehingga Indonesia surplus USD22,4 juta.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6268 seconds (0.1#10.140)