Penurunan IHSG di Awal Tahun Saat Tepat untuk Akumulasi

Jum'at, 20 April 2018 - 17:06 WIB
Penurunan IHSG di Awal Tahun Saat Tepat untuk Akumulasi
Penurunan IHSG di Awal Tahun Saat Tepat untuk Akumulasi
A A A
JAKARTA - Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode Januari hingga Maret 2018 merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk melakukan akumulasi. Manajer investasi PT Syailendra Capital menilai jika volalitas yang terjadi di pasar modal sepanjang kuartal pertama tahun ini disebabkan karena faktor eksternal.

Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidajat mengatakan, bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi yakni adanya ketakutan akan terjadinya perang dagang (trade war). Hal Ini menyebabkan performa JCI YTD -3% setelah sempat menyentuh +5% di bulan Januari. Hal yang sama juga terjadi di bond market di mana BINDO sudah turun 2,4% dari peak.

"Akan tetapi, kami cukup optimis di tahun 2018 dimana menurut kami kekhawatiran akan perang dagang tidak akan terjadi, dan tweet war oleh Donald Trump akan diselesaikan di meja negosiasi dengan China, di mana penurunan harga saham dan obligasi menjadi sebuah waktu yang tepat untuk akumulasi. Risiko dari luar negeri menurut kami lebih sekadar noise, bukan substansi," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Fajar percaya, ekonomi di Tanah Air akan terus membaik. Terlihat dengan neraca perdagangan bulan Maret yang kembali ke level surplus. Menurutnya ini adalah positive surprise yang tidak diantisipasi oleh market.

Selain itu trade surplus mencapai USD1,1 miliar setelah tiga bulan berturut-turut mengalami defisit. Di sisi lain rupiah sudah stabil dan cadangan devisa masih di level yang sehat di angka USD126 miliar. "Target kami untuk JCI di akhir tahun sebesar 6.700-6.900 dan BINDO di 6,7%," harapnya.

Sementara itu, Syailendra Capital sepanjang tahun ini membidik pertumbuhan dana kelolaan sebesar 80% atau menjadi Rp23 triliun. Perseroan membukukan kenaikan pertumbuhan dana kelolaan menjadi Rp12,52 triliun di tahun 2017 atau tumbuh sebesar 87,7%. "Di tahun 2018 ini kami berani kembali menargetkan pertumbuhan dana kelolaan perusahaan sebesar 80%, atau menjadi Rp22 triliun hingga Rp23 triliun," kata Fajar.

Pertumbuhan sebesar 80% ini, terang dia, ditargetkan dengan cara memperluas jaringan distribusi pemasaran dan juga berinovasi dalam beberapa produk investasi baru. "Sampai dengan pertengahan bulan April ini, kami sudah berhasil mencatat pertumbuhan di dana kelolaan sebesar 60%, jadi kalau kita punya target pertumbuhan sebesar 80% kembali, seharusnya target kami akan tercapai di tahun ini," tutupnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6172 seconds (0.1#10.140)