Kuartal I 2018, Laba BTPN Tumbuh 12%

Minggu, 22 April 2018 - 22:13 WIB
Kuartal I 2018, Laba BTPN Tumbuh 12%
Kuartal I 2018, Laba BTPN Tumbuh 12%
A A A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) sukses melakukan transformasi dengan inovasi digital sejak 2015. Strategi tersebut berdampak pada laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) yang tumbuh 12% dari Rp478 miliar pada kuartal I 2017 menjadi Rp535 miliar pada kuartal I 2018.

Kontribusi penurunan biaya operasional berperan positif kepada kemampuan perusahaan dalam mencetak keuntungan (profitabilitas). Sedangkan pada periode yang sama, penyaluran kredit tumbuh tipis dari Rp65,0 triliun hanya menjadi Rp65,3 triliun.

Direkur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, pihaknya secara konsisten terus melakukan inovasi dan transformasi agar relevan dengan kebutuhan konsumen kini. Inovasi dan transformasi merupakan agenda strategis BTPN yang dilaksanakan secara konsisten sejak 2015.

Inovasi diwujudkan melalui produk-produk baru berbasis digital. Sedangkan transformasi digulirkan dengan mengubah konsep pelayanan nasabah dari bank-centric, menjadi customer-centric.

Perubahan tersebut tercermin pada penggunaan platform digital (digitalisasi) dalam existing business yang mencakup pengembangan alternative channels, integrasi cabang, automasi proses, transformasi infrastruktur IT, dan pelatihan (retraining) karyawan.

"Melalui transformasi digital ini, jaringan layanan nasabah bertambah luas dengan kualitas yang tetap terjaga, meski jumlah kantor cabang berkurang dan organisasi menjadi lebih ramping. Langkah stategis ini akan kami lanjutkan hingga akhir 2018," kata Jerry dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (22/4/2018).

Kinerja perseroan untuk total pendanaan (funding) tercatat meningkat 3% (yoy) dari Rp74,3 triliun pada kuartal I 2017 menjadi Rp76,3 triliun pada akhir kuartal I 2018. Sementara aset perseroan berhasil naik 3% (yoy) dari Rp92,9 triliun menjadi Rp95,8 triliun dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 24,8%.

Transformasi dan inovasi digital berarti meningkatkan efisiensi. Hal ini terlihat pada penurunan biaya operasional dan rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR). Biaya operasional pada kuartal I 2018 turun 12% (year on year/Yoy) menjadi Rp1,2 triliun. Sementara itu, komponen CIR sebesar 54%, lebih rendah dari kuartal I 2017 sebesar 62%. Jika tidak memperhitungkan investasi baru, CIR sebesar 46% lebih rendah dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 52%.

Mesin pertumbuhan kredit BTPN kuartal I 2018 antara lain ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises/SME) mencapai Rp12,0 triliun, atau tumbuh 19% dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp10 triliun.

Sementara itu, pembiayaan masyarakat prasejahtera produktif melalui BTPN Syariah tumbuh 22% menjadi Rp6,2 triliun. "Penyaluran kredit tersebut tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 1,0%," ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7693 seconds (0.1#10.140)