Jelang Ramadan, Daging Sapi Impor Beku Kurang Diminati Masyarakat

Jum'at, 04 Mei 2018 - 04:15 WIB
Jelang Ramadan, Daging Sapi Impor Beku Kurang Diminati Masyarakat
Jelang Ramadan, Daging Sapi Impor Beku Kurang Diminati Masyarakat
A A A
BANDUNG - Menjelang Ramadan dan Idul Fitri, harga daging sapi menjadi perhatian khusus pemerintah. Seiring tingginya permintaan, harga daging pun melonjak naik. Terkadang kondisi itu diperparah dengan ketersediaan yang minim.

Untuk mengatasi persoalan, pemerintah membuat solusi membanjiri pasar dengan daging sapi impor beku. Sayangnya, solusi itu tak otomatis menurunkan harga daging sapi lokal. Sebab, masyarakat kurang berminat kepada daging sapi beku impor. Mereka lebih menyukai daging sapi lokal yang baru dipotong.

Kondisi itu diakui sejumlah pedagang daging di Pasar Sederhana, Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat. Seperti diungkapkan oleh Oyi. Sejak impor daging sapi beku membanjiri pasar, peminatnya sangat minim.

"Masyarakat lebih suka daging sapi segar lokal. Padahal harga daging sapi lokal Rp110.000 sampai Rp120.000 per kilogram. Walaupun harga daging impor beku lebih murah hanya Rp80.000-Rp85.000, tak membuat mereka tertarik untuk membeli," kata Oyi di Pasar Sederhana, Sukajadi, Bandung, Kamis (3/5/2018).

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Jabar, Arifin Soedjayana mengatakakan, masyarakat memang lebih cenderung menyukai daging potong segar dibanding daging sapi impor beku. Ini terjadi, selain karena sosialisasi dari pemerintah kurang, juga kebiasaan masyarakat. Akibatnya, banyak masyarakat tak tahu kelebihan daging impor beku.

"Untuk daging kembali ke pilihan masyarakat. Masyarakat lebih menginginkan daging segar yang baru di potong. Padahal dari sisi higienis, daging beku ini juga lebih sehat. Jadi faktor kebiasaan. Kami akan memperbanyak sosialisasi," kata Arifin, saat ditemui di tempat sama.

Untuk menstabilkan harga daging dan bahan pokok menjelang Ramadan, tutur dia, Disperindag Jabar akan menggelar pasar murah. Semua bahan pokok di pasar murah itu akan disubsidi oleh pemerintah termasuk daging beku.

"Saya yakin, mendekati Lebaran pada Juni 2018 mendatang, penjualan daging beku pasti meningkat. Karena saat Lebaran, kebutuhan daging akan bertambah. Daging beku jadi pilihan karena harganya lebih terjaga," jelas dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak sapi lokal pada 2017 sebanyak 16.599.247 ekor atau naik 3,59% dibanding 2016. Kebutuhan daging sapi dalam negeri pada 2018 diprediksi mencapai 662,54 ton dengan asumsi rata-rata konsumsi nasional sebesar 2,5 kg per kapita per tahun.

Sehingga, untuk memenuhi permintaan, pemerintah berupaya meningkatkan produksi dalam negeri dan mengimpor untuk memenuhi kekurangannya. Kebutuhan daging pada Mei-Juni 2018 diperkirakan sebesar 116,3 ton. Produksi daging sapi lokal hanya 75,4 ton. Untuk menutupi kekurangan 40,936 ton, pemerintah mengimpor daging sapi beku.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4398 seconds (0.1#10.140)