Mayoritas Pasar Saham AS Melemah Karena Ketegangan Perang Dagang

Sabtu, 19 Mei 2018 - 08:38 WIB
Mayoritas Pasar Saham AS Melemah Karena Ketegangan Perang Dagang
Mayoritas Pasar Saham AS Melemah Karena Ketegangan Perang Dagang
A A A
NEW YORK - Mayoritas pasar saham Amerika Serikat pada perdagangan Jumat waktu setempat ditutup lebih rendah. Karena investor mengkhawatirkan masih adanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dengan Republik Rakyat China. Sentimen ini membebani investor, di saat yang bersamaan AS dan China sedang melakukan pembicaraan kedua soal perdagangan.

Melansir CNBC, Sabtu (19/5/2018), indeks S&P 500 turun 0,3% menjadi 2.712,97, karena meruginya sektor energi dan keuangan. Adapun Nasdaq melemah 0,4% menjadi 7.354,34. Sementara itu, indeks Dow Jones melawan tren negatif dengan naik tipis 1,11 poin ke level 24.715,09, karena saham Boeing dan Caterpillar naik masing-masing 2,1% dan 1,3%.

"Semua berita yang kita dapatkan dalam pembicaraan perdagangan tidak utuh. Sehingga berpengaruh ke pasar. Jika kita berada di sana, mungkin kita bisa mengetahui negosiasi yang tengah berlangsung," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley FBR.

Pada Kamis lalu, AS dan China melanjutkan pembahasan kedua soal perdagangan. Laporan media massa mengatakan China setuju untuk memangkas surplus perdagangan USD200 miliar kepada AS. Namun kabar "menyerahnya" China dibantah oleh Kementerian Perdagangan China di hari Jumat.

"Kabar tersebut tidak benar. Saya bisa konfirmasi kepada Anda. Saat ini sedang berlangsung pembicaraan yang relevan dan konstruktif," kata Kementerian Perdagangan China.

Ketegangan antara AS dan China telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, karena kedua negara saling memukul dengan menargetkan tarif masuk kepada ekspor masing-masing negara.

Hanya saja, Chief Investment Officer Bryn Mawr Trust, Ernie Cecilia mengatakan melemahnya pasar saham AS hanya bersifat sementara. Dalil dia, pertumbuhan ekonomi AS tetap solid dan pendapatan beberapa perusahaan di Amerika juga mumpuni.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6948 seconds (0.1#10.140)