Tembus Rp90.000 per Kg, Harga Cabai di Manado Bikin Pedas Warga

Minggu, 20 Mei 2018 - 01:15 WIB
Tembus Rp90.000 per Kg, Harga Cabai di Manado Bikin Pedas Warga
Tembus Rp90.000 per Kg, Harga Cabai di Manado Bikin Pedas Warga
A A A
MANADO - Harga cabai di Manado, Sulawesi Utara membubung tinggi hingga menembus Rp90.000 per kilogram (kg). Padahal sehari sebelum Ramadhan, harga cabai masih dijual di kisaran Rp50.000 per kg. Kondisi ini mengejutkan para pembeli di pasar-pasar tradisional yang ada di Manado.

"Kenaikan ini drastis, padahal beberapa hari lalu masih dijual Rp50.000 per kilogramnya. Kalau sudah begini tidak bakalan turun lagi sampai Lebaran," keluh Halimah, salah satu pembeli di Pasar Perum Paniki, Sabtu (19/5/2018).

Meski tidak sebesar di Pasar Paniki, harga cabai di Pasar Bersehati di Manado naik tajam hingga Rp80.000 per kg. Kenaikan harga yang tinggi ini membuat warga "kepedasan".

Ismail Taher, salah satu pedagang di Pasar Bersehati mengatakan, kenaikan harga cabai yang drastis itu disebabkan stok di tangan pedagang menipis karena pasokan cabai lokal dari Gorontalo berkurang. "Seminggu terakhir, pasokan dari Gorontalo berkurang. Padahal permintaan di bulan Ramadhan naik," katanya.

Begitu pula pasokan cabai dari luar Sulawesi, seperti dari Mataram Nusa Tenggara Barat dan Surabaya yang terhambat. Karena di bulan Ramadhan, permintaan di daerah bersangkutan juga meningkat.

Sementara harga bawang merah dan tomat yang juga banyak dicari pembeli, harganya masih normal. Bawang merah masih dijual Rp38.000 per kg, sedangkan tomat Rp10.000 per kg.

Meroketnya harga cabai ini diperkirakan akan kembali memicu inflasi jika tak segera ditangani. Pasalnya pada April 2018, Kota Manado mengalami inflasi sebesar 1,09%, salah satunya karena adanya peningkatan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 6,22%.

"Secara detail, komoditas yang memberikan dorongan inflasi terbesar yaitu tomat sayur. Satu komoditas ini saja sudah memberikan dorongan inflasi sebesar 1,2089%. Jadi dapat dikatakan inflasi di bulan April lebih disebabkan kenaikan harga tomat sayur yang relatif tinggi," ungkap Kepala BPS Sulut Mohamad Edy Mahmud.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7145 seconds (0.1#10.140)