Dolar Naik, Pengusaha Tekstil Jabar Tidak Khawatir

Rabu, 23 Mei 2018 - 15:01 WIB
Dolar Naik, Pengusaha Tekstil Jabar Tidak Khawatir
Dolar Naik, Pengusaha Tekstil Jabar Tidak Khawatir
A A A
BANDUNG - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat mengklaim kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah belum berdampak terhadap industri tekstil. Sebab, kendati bahan baku masih diimpor, pengusaha tekstil tertolong dengan naiknya nilai ekspor.

Sekjen API Jabar Kevin Hartanto mengatakan, pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan kenaikan dolar dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan tersebut dinilai masih dalam batas wajar, di mana dolar diperkirakan sedang mencari angka keseimbangan baru. Terakhir, nilai tukar dolar tercatat Rp14.000/USD.

"Dampak pasti ada, tetapi tidak terlalu signifikan. Karena, walaupun bahan baku impor, tetapi kami tertolong ekspor. Justru untuk yang market-nya ekspor diuntungkan," jelas Kevin di Bandung, Rabu (23/5/2018).

Menurut dia, mayoritas industri tekstil besar di Jawa Barat melakukan ekspor produk. Sementara, importasi hanya bahan baku tertentu seperti kapas dan mesin spiner. Komponen itu diakuinya masih 100% impor.

"Untuk industri tekstil yang dijual di dalam negeri, market-nya juga cukup bagus. Apalagi ini mau Lebaran dan tahun politik. Jadi tidak akan terpengaruh signifikan. Perajin sarung Majalaya misalnya, sekarang permintaannya cukup bagus. Beda dengan sebelumnya stok sarung sampai menumpuk," beber Kevin.

Kendati demikian, dia berharap nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak turun naik."Yang penting jangan volatile. Kalau turun naik, itu yang akan jadi masalah. Karena sekarang kan industri marginnya makin tipis, sehingga kami sulit untuk menentukan harga. Nanti dampaknya bisa inflasi," imbuh dia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1190 seconds (0.1#10.140)