Exit Tol Pemalang Potensi Macet Parah

Jum'at, 25 Mei 2018 - 08:02 WIB
Exit Tol Pemalang Potensi Macet Parah
Exit Tol Pemalang Potensi Macet Parah
A A A
PEMALANG - Tragedi kemacetan parah di pintu keluar tol Brebes Timur (Brexit) pada 2016 lalu rawan terulang pada arus mudik tahun ini di Pemalang, Jawa Tengah.

Pintu keluar tol di Gandulan, Pemalang, di prediksi akan jadi favorit pemudik menuju jalur tengah, Pekalongan dan sekitarnya. Pemudik dengan tujuan akhir jalur tengah seperti Purwokerto, Purbalingga, Banjar negara, Kebumen, dan sekitarnya lebih memilih keluar melalui Pemalang ketimbang Brebes atau Tegal karena relatif lebih dekat.

Selain itu, akses jalur tengah dari Pemalang melewati Bantarbolang, Randudongkal, Bobotsari, hingga Purbalingga sudah mulus, bahkan semakin lebar. Potensi kemacetan juga dipicu akan banyak pemudik beralih kejalur pantura untuk menghindari jalan tol Pemalang-Batang-Semarang yang kondisinya belum ideal.

Tersambungnya jalan tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Surabaya mulai Lebaran tahun ini bakal memicu pemudik bersemangat memanfaatkan jalur bebas hambatan ini. numpukan kendaraan di gerbang terakhir tol di Pemalang menuju tol fungsional Pemalang-Semarang diprediksi sulit di hindari, khususnya saat puncak masa mudik, 8 dan 9 Juni mendatang.

Kepolisian maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengakui adanya potensi kemacetan di titik ini. Jika kemacetan parah tak terhindarkan, kepolisian telah menyiapkan rekayasa lalu lintas antara lain meminta pemudik keluar di pintu keluar tol sebelumnya, yakni Kaligangsa, Brexit, bahkan Pejagan.

“Solusi mengurai kepadatan di tol Pemalang, Korlantas sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas. Salah satunya dengan mengalihkan kendaraan keluar pintu tol sebelumnya,” ujar Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa.

Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Kombes Pol Bakharuddin juga mengakui adanya larangan bus dan truk lewat tol fungsional membuat kendaraan berat akan dikeluarkan di pintu tol sebelumnya menuju arteri.

Ini akan berimbas munculnya potensi kemacetan di jalan arteri pantura Kota Pekalongan. “Karena Pekalongan tidak memiliki jalan lingkar, jalan satu-satunya untuk kendaraan berat tersebut melewati jalur dalam kota,” ujarnya.

Pengendalian Transaksi dan Perencanaan Operasional Pejagan-Pemalang Toll Road (PPTR) PT Waskita mengungkapkan bahwa jalan tol baru dari Brebes Timur-Pemalang sudah berstatus operasional atau sudah siap 100%.

Adapun ruas tol dari Pemalang-Semarang baru sebatas fungsional atau belum rampung keseluruhan, namun sudah bisa dilewati. “Bus dilarang melintas karena struktur jalan yang belum siap. Dikhawatirkan tidak kuat dan terjadi kerusakan,” ungkap staf bagian PPTR PT Was kita Deni Harjono. Di jalan tol fungsional Pemalang-Semarang pemudik nantinya melewati gerbang tol darurat di Gandulan, Pemalang.

PT Was kita menyediakan 10 gerbang untuk kendaraan pemudik dari arah Jakarta di Pemalang. Dari pantauan kemarin, kondisi jalan tol ruas Pejagan-Pemalang seksi 3 dan 4 siap digunakan untuk dilewati sebagai jalur arus mudik Lebaran. Sepanjang ruas ini sudah terdapat lampu penerangan jalan yang memadai.

Tekstur aspal jalan juga cukup halus, walau belum semua diaspal karena ma sih bercampur beton. Terdapat dua lajur dalam seksi tersebut, namun nantinya hanya akan dibuka satu lajur secara se rentak ketika arus mudik dan arus balik. Memasuki 10 hari menjelang Lebaran, tol akan dibuka 24 jam.

Namun, pengendara di imbau tetap hati-hati dalam melewati jalur tersebut karena beberapa titik belum dikasih pagar pembatas. Kepala Cabang Pejagan-Pemalang Tol Ian Dwinanto mengatakan, jalur tol tersebut masih menjadi jalur fungsional karena masih dalam proses peninjauan untuk menjadi operasional. Sesuai rencana, ruas ini di target kan akan beroperasi penuh tahun ini.

“Kami tinggal menunggu sertifikat kelayakan operasi, walaupun sebenarnya sudah sesuai standar jika akan digunakan,” kata Ian. Jalur Pejagan-Pemalang seksi 3 dan 4 akan difungsikan 10 hari menjelang Lebaran dengan tanpa pungutan biaya atau gratis.

Meski demikian, terdapat rest area tipe B di jalur tersebut, atau masih terdiri atas musala dan toilet tanpa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Luas rest area sekitar 2 hektare. Panjang ruas tol ini sekitar 37 km dengan total 12 pintu tol saat sudah beroperasi penuh.

Potensi Kemacetan Lain
Selain di Pemalang, potensi ke padatan diprediksi akan terjadi di Jembatan Kali Kuto (batas Batang-Kendal) gerbang tol Manyaran di Semarang, ger bang tol Tembalang di Semarang, simpang Bawen di Kabupaten Semarang dan Tingkir di Salatiga. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meyakini tersambungnya tol dari Jakarta hingga Surabaya akan membangkitkan semangat masyarakat menggunakan jalan tol.

Jika prediksi ini benar terjadi, potensi kemacetan parah seperti halnya pada 2016 yang merenggut korban jiwa sangat mungkin terjadi lagi. Saat itu kemacetan dipicu penumpukan hebat kendaraan di Brexit hingga menyebabkan jalur-jalur nasional penuh dan tak bergerak.

Akibat kemacetan parah ini, waktu tempuh dari Jakarta menuju Semarang men capai 60 jam dari normalnya 10-12 jam. “Sangat mungkin kemacetan akan lebih parah dari tahun sebelumnya. Pemudik akan bereuforia menggunakan jalan tol sebagai jalur uta ma. Apalagi diberikan diskon tarif tol,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi.

Selain gerbang masuk dan keluar tol, pemicu macet juga ada pada rest area. Untuk itu, dia meminta pengelola tol dan pemerintah menyiapkan langkah antisipasi yang baik di kawasan ini. Jika memang rest area penuh, sistem buka tutup bisa diterapkan. Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadie Moerwanto mengakui potensi kemacetan rutin di rest area.

Belajar dari mudik tahun sebelumnya, tahun ini akan dibuat jalur khusus untuk istirahat dan pengisian bahan bakar minyak agar lalu lintas lebih lancar. Kemudian di lokasi-lokasi istirahat pemerintah juga menyediakan mobile toilet.

”Kami usahakan untuk (toilet) wanita lebih banyak dari pria. Kemarin (tahun-tahun lalu) kami lihat wanita harus antre panjang sekali,” ungkap Arie.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna berharap masyarakat pengguna kendaraan pribadi tidak hanya memilih jalur tol. Sebab, hal itu just ru akan mengganggu kenyamanan pemudik.

“Kami imbau memanfaatkan jalur ar teri. Apalagi, kalau melihat kesiapan jalur arteri saya kira sepa dan dengan jalan tol. Pemerintah terus melakukan perawatan dan perbaikan,” ungkapnya.

Meski pemerintah memberikan diskon tarif tol di wilayah Pulau Jawa, bukan berarti masyarakat bisa memilih jalur ini secara bersamaan. Sebab, pemerintah akan mengambil kebijakan untuk melakukan rekayasa atau pengalihan pada sejumlah ruas tol yang berpotensi macet.

Rekayasa tersebut menjadi wewenang Kementerian Perhubungan bersama Kepolisian RI. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan telah mengantisipasi kemacetan dengan menyiapkan personel bersama kepolisian dan Direktorat Perhubungan Darat serta dinas perhubungan setempat.

“Jadi ini kami antisipasi, jangan sampai kejadian Brexit beberapa waktu lampau terulang kembali. Caranya memperhatikan kondisi ruas tol dengan bukaan menuju jalur arteri. Jadi kami bisa mengalihkan mereka untuk keluar tol kalau ada tanda-tanda penumpukan,” ungkapnya.

Ketua DPR Bambang Soesatyo mendesak Menteri PUPR untuk memanggil Dirjen Bina Marga dan PT Jasa Marga untuk membuat kajian terkait kemacetan lalu lintas di pintu tol yang tidak pernah selesai sampai saat ini. “Kami tahu bahwa pa da 2016 lalu pernah ada korban jiwa akibat kemacetan di pintu tol Brebes Timur,” urainya.

Kemenhub juga diminta memantau fasilitas transportasi darat, laut, dan udara, agar sesuai dengan standard oprating procedure (SOP) yang berlaku, serta memastikan zero accident dalam semua jenis layanan transportasi, baik darat, laut, maupun udara. (Ahmad Antoni/Ichsan Amin/Abdul Rochim/Ant)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7234 seconds (0.1#10.140)