Garuda Pastikan Tak Ada Pemogokan Selama Periode Lebaran

Minggu, 03 Juni 2018 - 10:02 WIB
Garuda Pastikan Tak Ada Pemogokan Selama Periode Lebaran
Garuda Pastikan Tak Ada Pemogokan Selama Periode Lebaran
A A A
JAKARTA - Maskapai nasional Garuda Indonesia memastikan layanan operasional penerbangan jelang Lebaran tetap berjalan normal menyusul komitmen dari Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) dan Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) untuk tidak melaksanakan aksi mogok pada periode peak season Lebaran.

"Kami juga menyampaikan apresiasi terhadap APG dan Sekarga yang tetap mengedepankan kepentingan nasional dan komitmen pelayanan operasional terhadap konsumen di periode peak season ini," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury dalam siaran pers, Minggu (3/6/2018).

Sebelumnya, atas ancaman mogok yang akan dilakukan pada periode peak season Lebaran itu, pengurus APG dan Sekarga telah dipanggil oleh Menko Maritim Luhut B Panjaitan karena mogok khususnya pada peak season akan mengganggu ketertiban umum dan mengganggu hak-hak pelayanan konsumen serta menginstruksikan mengutamakan jalan dialog dengan manajemen.

"Kami harapkan agar para pengguna jasa tetap tenang dan tidak perlu khawatir tentang rencana mogok di Garuda Indonesia. Kami pastikan layanan operasional penerbangan tetap berlangsung normal. Seluruh awak pesawat dan jajaran karyawan Garuda Indonesia juga telah turut bersiap dalam mengamankan operasional penerbangan pada periode peak season ini," jelas Pahala.

Pahala menegaskan, manajemen Garuda telah berkali-kali membuka ruang diskusi kepada rekan rekan APG dan Sekarga untuk mencapai titik temu terkait dengan perspektif APG dan Sekarga terhadap keberlangsungan operasional perusahaan. Menurut dia, lebih dari 90% aspirasi tuntutan karyawan kepada perusahaan telah dipenuhi oleh manajemen.

"Sejak awal kami terus membuka diri untuk berdiskusi bersama rekan rekan Sekarga dan APG yang juga turut didukung dan difasilitasi oleh pemerintah," tandasnya.

Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja operasional jelang peak season Lebaran 2018, Garuda Indonesia Group menyiapkan sedikitnya 150.510 kursi penerbangan ekstra untuk mengantisipasi peningkatan trafik penumpang selama periode arus mudik dan arus balik Lebaran 2018, yang diperkirakan akan berlangsung pada tanggal 8 Juni 2018 hingga 24 Juni 2018 (H-7 s/d H+9) baik untuk rute domestik dan internasional.

Kapasitas penerbangan tambahan tersebut terdiri dari 768 frekuensi penerbangan tambahan yaitu 480 penerbangan Citilink dan 288 penerbangan Garuda Indonesia. Kapasitas tambahan tersebut meningkat sebesar 39% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 107.750 kursi.

Lebih lanjut, upaya peningkatan kinerja operasional perusahaan jelang peak season juga terus menunjukan tren yang semakin menjanjikan. Secara operasional, on time performance Garuda Indonesia pada periode Jan-Mei 2018 berhasil mencapai 89%, lebih baik dibanding periode yang sama di 2017.

Bahkan baru baru ini OAG Flightview sebuah lembaga pemeringkatkan OTP independent menempatan Garuda Indonesia sebagai salah satu dari 10 maskapai penerbangan global dengan capaian OTP terbaik di periode April 2018 dengan capaian sebesar 85,1%.

Peningkatan aspek kelancaran operasional terus dilakukan termasuk dengan menambah komposisi jumlah kru baik kabin maupun kokpit. Dari sisi keamanan, jumlah insiden per 1.000 keberangkatan terus menurun.

Dari sisi pelayanan pun Garuda Indonesia secara konsisten juga berhasil mempertahankan capaian status bintang 5 dari Skytrax yang diraih pada February 2018 lalu. Hal ini juga turut menjadi salah satu wujud komitmen manajemen dalam memberikan konsistensi kualitas layanan yang optimal kepada pengguna jasa.

Adapun dari sisi kinerja keuangan, meskipun telah terjadi depresiasi rupiah serta kenaikan harga avtur, potensi kerugian perusahaan berhasil ditekan hingga 36% dan EBITDA margin membaik ke 23% dari sekitar 19%.

Garuda Indonesia juga berhasil menekan kerugian pada kuartal I/2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.Pada Januari-Maret 2018 kerugian tercatat USD64,3 juta (Rp 868 miliar) atau turun 36% dibandingkan dengan Januari-Maret 2017 mencapai USD101,2 juta (Rp1,36 triliun).
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7810 seconds (0.1#10.140)