Rupiah Berpotensi Capai Level Terendah di Tahun 2015

Kamis, 28 Juni 2018 - 23:04 WIB
Rupiah Berpotensi Capai Level Terendah di Tahun 2015
Rupiah Berpotensi Capai Level Terendah di Tahun 2015
A A A
JAKARTA - Rupiah diprediksi berpotensi melemah hingga Rp14.800 seperti 2015 silam. Sementara, anjloknya rupiah membuat pelaku pasar kian panik dan cenderung menambah aksi jual di pasar modal Indonesia.

Pengamat ekonomi Lana Soelistianingsih mengatakan pelemahan nilai tukar mayoritas mata uang dunia saat ini adalah sesuatu yang serius. Parahnya lagi belum ada kemungkinan kapan tren pelemahan ini akan mereda.

"Kondisi ini sangat serius, yang terlihat dari pelemahan semua mata uang selain USD. Dalam suasana ketidakpastian otomatis yang dipegang adalah cash dalam bentuk USD. Investor panik secara global. Sedangkan rupiah terakumulasi karena ada libur Pilkada sehingga dampaknya kita terkoreksi cukup dalam," ujar Lana di Jakarta, Kamis (28/6/2018).

Terkait dengan itu, menurutnya Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) akhir pekan ini. Hal ini akan menjadi satu-satunya harapan menahan laju pelemahan rupiah. "Gubernur BI sudah mengatakan akan menaikkan kembali karena masih ada ruang. Itu satu satunya harapan untuk menahan," tuturnya.

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan saat ini ada potensi pelemahan kurs rupiah hingga level Rp14.800 seperti tahun 2015 silam. Dalam waktu dekat rupiah akan mencapai posisi resisten di level Rp14.500.

"Sangat terbuka kemungkinan rupiah ke posisi seperti tahun 2015. Karena kita tidak tahu arahnya sekarang bisa ke level berapa," ujar Ariston.

Dia mengatakan posisi tukar USD sangat kuat terhadap nilai tukar emerging market dan tidak hanya rupiah saja yang melemah. "Ini mungkin dampak dari kelanjutan perang dagang AS dengan global yang menciptakan kekhawatiran di pasar keuangan, di samping adanya potensi kelanjutan kenaikan suku bunga acuan AS," ujarnya.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah diperkirakan masih bisa kembali melemah seiring belum beranjaknya sentimen negatif dan secara psikologis pelaku pasar juga belum berpihak pada rupiah. "Prediksi untuk Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support 14.425 dan resisten 14.378," papar Reza.

Reza mengatakan, seperti rupiah, laju IHSG yang juga kian terpuruk. Sentimen juga datang dari potensi terjadinya perang dagang AS-China seiring masih adanya tarik ulur pembahasan perdagangan di antara kedua negara tersebut. Meski laju IHSG menurutnya sudah undervalued, secara psikologis pasar belum terlihat adanya peningkatan volume beli sehingga membuat laju IHSG sulit bangkit.

Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman mengatakan koreksi IHSG merupakan dampak sentimen negatif pelemahan rupiah. "Namun, IHSG hari Jumat (29/6) diharapkan mengalami pembalikan arah ketika merespons positif rencana BI menaikkan suku bunga acuannya menjadi 5,0% dari level sekarang 4,75% untuk dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menahan pelemahannya lebih lanjut terhadap dolar AS," ujar Norico.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4615 seconds (0.1#10.140)