Dana Pihak Ketiga Perbankan Tercatat Tumbuh Melambat

Senin, 09 Juli 2018 - 20:11 WIB
Dana Pihak Ketiga Perbankan Tercatat Tumbuh Melambat
Dana Pihak Ketiga Perbankan Tercatat Tumbuh Melambat
A A A
JAKARTA - Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2018 tercatat sebesar Rp5.141,0 triliun, atau tumbuh 5,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,4% (yoy) dari Rp5.142,4 triliun. Perlambatan pertumbuhan DPK tersebut bersumber dari DPK berdenominasi rupiah dan valas yaitu pada jenis simpanan giro dan simpanan berjangka.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, perlambatan pertumbuhan DPK tersebut seiring dengan tren penurunan suku bunga simpanan serta adanya peningkatan kebutuhan masyarakat sebagaimana Survei Konsumen Bank Indonesia periode Mei 2018.

Menurut survey, rasio konsumsi dan cicilan terhadap pendapatan mengalami peningkatan, sementara proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat mengalami penurunan. "Berdasarkan jenis simpanannya, perlambatan DPK terjadi pada instrumen giro dan simpanan berjangka," ujar Agusman di Jakarta.

Sementara itu, giro tercatat tumbuh sebesar 3,1% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,4% (yoy). Menurut dia, perlambatan tersebut utamanya berasal dari golongan nasabah korporasi di wilayah DKI Jakarta dan Sumatera Selatan.

Adapun pertumbuhan simpanan berjangka tercatat mengalami perlambatan dari 5,0% (yoy) pada April 2018 menjadi 2,0% (yoy) terutama untuk golongan nasabah perseorangan di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur. Namun demikian, tabungan tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan dari 10,8% (yoy) pada April 2018 menjadi 12,3% (yoy) pada Mei 2018.

Di sisi lain, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Mei 2018. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.436,6 triliun pada Mei 2018 atau tumbuh 6,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,5% (yoy).

Perlambatan pertumbuhan M2 tersebut dipengaruhi oleh komponen uang kuasi, dengan pangsa 73,9% dari total uang beredar, yang pada bulan Mei 2018 tumbuh sebesar 4,8% (yoy) mencapai Rp4.017,1 triliun, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,6% (yoy).

"Perlambatan pertumbuhan uang kuasi tersebut sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan yang juga tercatat melambat dari 7,4% (yoy) pada bulan April 2018 menjadi 5,4% (yoy)," papar Agusman.

Selanjutnya, komponen M1 pada Mei 2018 tercatat sebesar Rp1.404,9 triliun atau tumbuh 10,1 % (yoy) relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 10,2% (yoy). Hal tersebut dipengaruhi oleh komponen simpanan giro rupiah yang tumbuh melambat diimbangi dengan peningkatan pertumbuhan uang kartal. Simpanan giro rupiah nasabah tercatat tumbuh melambat dari 7,9% (yoy) menjadi 4,2% (yoy) pada bulan berjalan terutama untuk golongan nasabah korporasi.

Adapun pertumbuhan uang kartal tercatat mengalami akselerasi dari 13,8% (yoy) pada April 2018 menjadi 19,7% (yoy) pada Mei 2018 seiring dengan adanya penyaluran THR yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan masyarakat pada masa Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen yang menyatakan bahwa keyakinan konsumen pada bulan Mei 2018 mengalami peningkatan.

Deputi Gubernur Senior BI Morza Adityaswara menuturkan, secara keseluruhan dengan perbaikan ekonomi dan kemajuan konsolidasi korporasi dan perbankan, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan DPK akan lebih baik pada 2018 dalam kisaran 9,0-11,0% (yoy).Adapun pertumbuhan kredit berada di kisaran 10,0-12,0% (yoy). "Sejumlah langkah perlu ditempuh untuk mengoptimalkan pertumbuhan kredit melalui kebijakan makroprudensial yang akomodatif," ungkapnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3895 seconds (0.1#10.140)