Hadapi AS, Koalisi Eropa-China Diyakini Sulit Terbentuk

Selasa, 10 Juli 2018 - 11:27 WIB
Hadapi AS, Koalisi Eropa-China Diyakini Sulit Terbentuk
Hadapi AS, Koalisi Eropa-China Diyakini Sulit Terbentuk
A A A
LONDON - Setelah resmi berbalas tarif impor dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), China tampak berupaya keras menggaet Uni Eropa (UE) sebagai karib barunya.

Perdana Menteri China Li Keqiang akhir pekan lalu menemui para pemimpin Eropa di Sofia, Bulgaria, dan menegaskan komitmen Negeri panda itu untuk lebih membuka diri ke dunia. Keqiang juga bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Senin (9/7), yang akan dilanjutkan dengan pertemuan puncak UE-China pekan depan.

Terlepas dari upaya kedua belah pihak untuk lebih dekat, analis tak yakin Eropa dan China akan mencapai kompromi yang signifikan dalam hal perdagangan. Keduanya dinilai sangat butuh pasar AS untuk ekspor produksi industrinya.

"China dan UE sama-sama memiliki kelebihan kapasitas industri yang sangat butuh pasar ekspor AS. Keduanya tak memiliki permintaan internal yang memadai untuk menyerap kelebihan kapasitas itu. Dan keduanya juga memiliki masalah-masalah struktural," kata Kepala Ekonom Tressis Gestion Daniel Lacalle seperti dilansir CNBC, Selasa (10/7/2018).

Sementara CEO Fasanara Capital Francesco Filia menilai, perbedaan pandangan dan kebijakan antara 28 negara anggota UE juga akan menghalangi terbentuknya koalisi antara UE-China melawan AS.

"Sementara China menggunakan kebijakan yang tegas, Uni Eropa akan dilanda perselisihan internal atas masalah ini, karena agenda politik negara anggotanya yang mengganggu. Ketegangan perdagangan sepertinya akan bertahan lebih lama," kata Filia.

Kendati demikian, China diketahui telah menggelontorkan miliaran euro untuk berbagai proyek seperti jalan, rel kereta, pelabuhan dan infrastruktur lainnya di berbagai negara di Eropa Tengah maupun Timur.

Dalam konteks dagang, China adalah sumber impor terbesar UE dan merupakan pasar ekspor terbesar kedua bagi Benua Biru tersebut. Rata-rata nilai perdagangan kedua belah pihak mencapai USD1,18 miliar per hari.

Wakil Presiden Komisi Eropa Jyrki Katainen belum lama ini mengonfirmasi bahwa China UE telah mengambil langkah lebih jauh untuk menandatangani sebuah kesepakatan investasi. "Kami memutuskan UE dan China akan berbagi penawaran akses pasar untuk kesepakatan investasi," tuturnya.

Kendati belum terkonfirmasi, penandatangan kesepakatan itu diprediksi akan terjadi pada pertemuan antara UE-China di Beijing pekan depan.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6576 seconds (0.1#10.140)