Rupiah Dibuka Tergelincir Saat USD Dekati Level Tertinggi 13 Bulan

Jum'at, 10 Agustus 2018 - 10:43 WIB
Rupiah Dibuka Tergelincir Saat USD Dekati Level Tertinggi 13 Bulan
Rupiah Dibuka Tergelincir Saat USD Dekati Level Tertinggi 13 Bulan
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tergelincir di sesi awal perdagangan, Jumat (10/8/2018) saat mata uang Negeri Paman Sam -julukan AS- melompat tinggi mendekati level terbaiknya dalam 13 bulan. USD tampil kuat versus mata uang utama lainnya saat mata uang Eropa seperti pound dan euro terus kehilangan traksi.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka terpeleset ke zona merah di posisi Rp14.437/USD. Angka ini memperlihatkan rupiah kembali tertekan dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp14.422/USD.

Data Yahoo Finance masih menunjukkan pergerakan rupiah dalam jalur positif, usai melesat ke level Rp14.403/USD. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan penutupan kemarin Rp14.405/USD dengan pergerakan harian pada level Rp14.403 hingga Rp14.435/USD.

Sementara posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange ambruk menjadi Rp14.439/USD dari sebelumnya Rp14.416/USD. Hari ini rupiah bergerak di kisaran level Rp14.435-Rp14.444/USD.

Di sisi lain, USD pada sesi pagi terlihat kokoh di zona hijau saat indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama meningkat sebesar 0,05% pada level 95,550 setelah naik 0,5% pada sesi semalam. Kenaikan di atas 95,652 akan membawa indeks ke level tertinggi sejak 14 Juli 2017.

Berbanding terbalik, Poundsterling justru merosot tajam 1,4% pekan ini di tengah spekulasi Inggris akan meninggalkan Uni Eropa (UE) alias Brexit tanpa kesepakatan mengenai hubungan perdagangan dengan Brussels. Pounds sedikit berubah ke posisi 1,2830 versus USD setelah anjlok ke posisi terendah satu tahun 1,2819 terhadap USD.

Euro stabil melawan dolar di level 1,1524 setelah sebelumnya berada dalam posisi terbaik tujuh pekan. Terpantau euro mengalami peyusutan hingga 0,7% dalam sesi sebelumnya, ketika Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa risiko terhadap pertumbuhan global meningkat seiring proteksionisme dan ancaman tarif AS yang lebih tinggi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5087 seconds (0.1#10.140)