Jaga Produksi, Kementan Siapkan Antisipasi Hadapi Kekeringan

Minggu, 12 Agustus 2018 - 20:01 WIB
Jaga Produksi, Kementan Siapkan Antisipasi Hadapi Kekeringan
Jaga Produksi, Kementan Siapkan Antisipasi Hadapi Kekeringan
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi puncak musim kemarau yang berdasarkan perkirakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi pada bulan Agustus dan September 2018. Sejumlah langkah antisipatif yang sudah dilakukan diyakini akan mampu menjaga produksi pertanian, khususnya padi.

"Seluruh pejabat kementan dan kita bersama sama turun ke lapangan untuk membantu petani langsung di lahan sawah mereka. Mencari sumber air dan mempertahankan pertanaman 1 juta hektare (ha) bulan Agustus ini agar tetap panen," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman seperti dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Minggu (12/8/2018).

Menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto, sejumlah langkah komprehensif sudah dilakukan, antara lain melakukan percepatan tanam pada daerah yang belum mengalami kekeringan, penggunaan bibit padi khusus untuk lahan kering, serta penerapan teknologi dan mekanisasi untuk penyediaan air.

Secara kelembagaan, lanjut Gatot, Kementan juga meningkatkan sosialisasi dan koordinasi kepada seluruh pemangku kepentingan di setiap daerah. Secara umum, Gatot menyatakan bahwa musim kekeringan seharusnya tidak selalu dipandang sebagai sesuatu yang buruk. Menurutnya, justru banyak peluang dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jika dikelola dengan baik.

Gatot menambahkan, salah satunya adalah kesempatan untuk memanfaatkan areal pertanaman di rawa. Rawa yang semula tinggi muka air 1 meter, pada musim kering turun menjadi 20-30 cm, sehingga menjadi peluang untuk wilayah tanam baru.

"Selain itu, musim kemarau bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hasil panen lebih bagus, hama lebih sedikit, sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis, dan kualitas gabah lebih baik," jelasnya.

Sikap positif Kementan juga didukung dengan data luas pertanaman pertanaman tahun ini yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Dibanding bulan Oktober-Juli 2016/2017, pertanaman di bulan yang sama tahun 2017/2018 ini surplus 738.524 ha.

Selain itu, luas pertanaman bulan Juni sebagai awal kemarau tahun 2018 mencapai 984.234 ha, juga masih lebih baik dibandingkan pada bulan yang sama tahun lalu yakni seluas 933.390 ha.

"Peningkatan ini penting karena di beberapa tempat yang menurut BMKG mengalami kemunduran musim kemarau, Kementan berkomitmen melakukan percepatan tanam padi di beberapa wilayah, terutama yang masih bisa memanfaatkan hujan," terangnya.

Di beberapa wilayah yang memang sudah mengalami kekeringan, Kementan sudah melakukan langkah-langkah dengan memanfaatkan hasil inovasi pertanian yang cocok untuk dilakukan pada musim kering, antara lain benih khusus lahan kering.

Selain itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Yanuardi juga mendorong penerapan teknologi adaptasi untuk menanggulangi dampak kekeringan, di antaranya adalah penerapan biopori dan sumur suntik.

"Kementan sudah memetakan wilayah-wilayah mana saja yang mendapat alokasi teknologi tersebut di 18 provinsi. Total alokasi 400 biopori dan sumur suntik. Aceh, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat misalnya mendapatkan teknologi biopori, sementara sisanya menggunakan sumur suntik," bebernya.

Dipetakan bahwa, lokasi yang peluang kekeringan besar berada di jalur pantura Jawa karena menurunnya curah hujan. Namun, faktor lain juga perlu dihitung, yakni dengan memaksimalkan pemanfaatan sungai, embung, dan waduk yang masih banyak debit air dan bisa dilakukan pompanisasi.

Kementan juga sudah melakukan koordinasi massif di setiap daerah agar langkah antisipatif tersebut berjalan maksimal, yakni dengan mengerahkan babinsa, dinas pertanian, kodim, tim upaya khusus (upsus), dan Kantor Cabang Dinas (KCD). Selain itu upaya pengamanan standing crop bekerja sama dengan TNI agar hambatan di lapangan bisa diatasi.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5902 seconds (0.1#10.140)