Semangat Tokopedia Majukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Kamis, 16 Agustus 2018 - 11:03 WIB
Semangat Tokopedia Majukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Semangat Tokopedia Majukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
A A A
Pada era digital saat ini, potensi memulai bisnis online sangat terbuka lebar. Tokopedia pun tidak ingin menyia-nyiakan peluang tersebut. Kini Tokopedia berhasil memberdayakan jutaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Bermula dari keinginan anak bangsa yang tidak hanya ingin Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjadi pasar, sembilan tahun lalu William Tanuwijaya, CEO Tokopedia, memulai Tokopedia. Lebih dari satu dekade, Tokopedia bukanlah lagi sebuah perusahaan startup.

Tepat pada 17 Agustus 2017, Tokopedia mengumumkan telah memperoleh investasi senilai USD1,1 miliar dari Alibaba Group. Investasi ini menjadikan Alibaba Group sebagai pemegang saham minoritas di Tokopedia dan tidak memengaruhi arah kebijakan Tokopedia sebagai perusahaan yang independen.

William tidak menyangka, usaha yang dirintisnya bakal menuai sukses. William lahir dan besar di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ketika lulus SMA, almarhum ayah dan pamannya ingin dia memiliki kehidupan yang lebih baik. Bagi mereka, kehidupan lebih baik berasal dari pendidikan yang lebih baik.

William kemudian diberikan kesempatan merantau ke Jakarta dengan naik kapal 4 hari 3 malam dari Belawan ke Tanjung Priok. Dia kemudian kuliah Teknik Informatika di sebuah universitas swasta di Jakarta. Pada semester kedua, almarhum ayahnya mulai jatuh sakit. Untuk tetap di Jakarta, dia berusaha mencari pekerjaan.

William kemudian berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai operator warnet shift malam, pukul 21.00- 09.00 WIB. Ini menjadi berkah terselubung, dia memiliki akses ke internet setiap hari ketika internet saat itu masih mahal, lalu benar-benar jatuh cinta kepada internet.

Ketika lulus pada 2003, dia pun selalu punya keinginan bekerja di perusahaan internet. Namun, perusahaan yang dikaguminya, seperti Google dan Facebook, belum memiliki kantor cabang di Indonesia. Dia kemudian hanya bekerja kantoran, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, tidak berhubungan sepenuhnya dengan internet.

Tahun 2007, dia melihat peluang membangun marketplace di Indonesia karena minimnya kepercayaan untuk menjual atau membeli produk dari orang yang tidak dikenal, tidak dapat bertemu karena terpisah oleh lebih dari 17.000 pulau di Indonesia, padahal internet dapat mempertemukan dan menghubungkan mereka.

Minimnya kepercayaan dan platform yang efisien untuk memulai dan mengembangkan bisnis secara online menjadi peluang besar baginya untuk memulai bisnis marketplace pertama di Indonesia.

Selama 2007-2009, dalam setiap kesempatan, William mencoba pitching tentang ide Tokopedia, tetapi kondisi saat itu belum seperti sekarang ketika perusahaan teknologi dianggap sebagai bisnis yang menjanjikan. Tidak ada yang berani memodali. Alasan penolakannya kebanyakan karena lima pertanyaan yang membuatnya ingin bangkit.

Pertama, belum ada kisah sukses tentang bisnis teknologi yang dibangun orang Indonesia. Kedua, ketakutan akan kompetisi, di mana marketplace sudah dimulai di Amerika oleh eBay sebelum 2000, apakah bisa meyakinkan kalau Indonesia benarbenar membutuhkan marketplace ?

Bagaimana bersaing dengan eBay, Rakuten, dan Alibaba? Ketiga , pertanyaan tentang masa lalunya, dari keluarga mana, kuliah di mana, dan pengalaman bisnis apa sebelumnya. William berasal dari keluarga biasa, lulusan warnet, dan tanpa pengalaman bisnis, wajar dia gagal meyakinkan calon pemodal. Dalam satu titik, keberanian menjadi satu hal yang mengubah hidup William, saat dia bertemu seorang calon investor yang memberikannya nasihat,

“Kalian masih muda, jangan sia-siakan masa muda kalian. Muda itu cuma sekali, carilah mimpi yang lebih realistis, jangan mimpi yang mulukmuluk. Role model kalian, mimpi Silicon Valley, Sergey Brin, Larry Page, Mark Zuckerberg, mereka adalah orang-orang yang spesial. Kalian tidak!” Pada momen itulah, dia sadar bahwa membangun bisnis tidaklah mudah.

Membangun bisnis itu tentang membangun kepercayaan dan kepercayaan itu tentang kredibilitas dan rekam jejak masa lalu. Dalam perjalanan membangun Tokopedia, timnya belajar tentang filosofi dan semangat bambu runcing. Bambu runcing baginya melambangkan tiga hal, yaitu keberanian, kegigihan, dan harapan. “Di titik inilah tim Tokopedia belajar tentang keberanian.

Keberanian untuk percaya kepada diri kami sendiri ketika tidak ada yang percaya kepada mimpi kami. Keberanian untuk percaya masa lalu sudah tidak bisa diubah, tetapi masa depan ada di tangan kita sendiri. Di titik inilah kami menemukan tujuan hidup kami bahwa kami tidak boleh menyerah,” ungkap William kepada KORAN SINDO .

Jadi, jika dulu Tokopedia butuh waktu bertahun-tahun untuk memulai, William mengatakan ingin Tokopedia bisa membantu siapa saja orang Indonesia yang ingin memulai dan membangun bisnis mereka, bisa memulai secara instan.

Tokopedia adalah sebuah platform untuk memulai, platform yang memberikan peluang dan kesempatan kepada setiap orang Indonesia. Sejak 1 Agustus 2018, Tokopedia sudah mempekerjakan 2.650 orang, termasuk para lulusan terbaik universitas dunia.

Tahun 2016, hanya dua orang Indonesia yang berhasil mengambil MBA di Harvard dan keduanya memilih Tokopedia sebagai tujuan summer internship mereka. Sejak 2017, mereka kembali dan memilih berkontribusi untuk bangsanya lewat berkarya di Tokopedia.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0961 seconds (0.1#10.140)