Serangan Gangster Bikin Bandara Tutup, PM Haiti Tak Bisa Pulang ke Negaranya

Kamis, 07 Maret 2024 - 09:59 WIB
loading...
Serangan Gangster Bikin Bandara Tutup, PM Haiti Tak Bisa Pulang ke Negaranya
Serangan para gangster membuat bandara internasional utama Haiti ditutup. Akibatnya, PM Ariel Henry, yang berada di luar negeri, tidak bisa pulang ke negaranya. Foto/REUTERS
A A A
PORT AU PRINCE - Serangan para gangster bersenjata telah membuat bandara internasional utama Haiti ditutup. Akibatnya, Perdana Menteri (PM) Ariel Henry, yang sedang kunjungan ke luar negeri, tidak bisa pulang ke negaranya.

Selain menjabat PM, Henry juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Presiden sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada tahun 2021—yang memicu kerusuhan besar di negara tersebut.

Para gangster sebelumnya telah menyerang penjara utama di Haiti dan membebaskan hampir 4.000 narapidana.

Hingga Rabu tengah hari, PM Henry tetap berada di Puerto Riko, tempat dia mendarat sehari sebelumnya setelah dia dilarang mendarat di negara tetangga; Republik Dominika, karena para pejabat di sana menutup wilayah udara untuk penerbangan ke dan dari Haiti.



Terkunci di luar negeri untuk saat ini, Henry tampaknya menghadapi kebuntuan ketika semakin banyak pejabat yang menyerukan pengunduran dirinya.

Siapa Ariel Henry?


PM Henry adalah seorang ahli bedah saraf berusia 74 tahun yang dilatih dan bekerja di Prancis selatan. Dia terlibat dalam politik Haiti pada awal tahun 2000-an, ketika dia menjadi pemimpin gerakan yang menentang Presiden Jean-Bertrand Aristide.

Setelah Aristide digulingkan, Henry menjadi anggota dewan yang didukung Amerika Serikat yang membantu memilih pemerintahan transisi.

Pada bulan Juni 2006, dia diangkat menjadi direktur jenderal Kementerian Kesehatan Haiti dan kemudian menjadi kepala staf, membantu mengelola respons pemerintah terhadap gempa bumi dahsyat pada tahun 2010.

Pada tahun 2015, dia diangkat menjadi menteri dalam negeri dan komunitas teritorial dan bertanggung jawab mengawasi keamanan dan kebijakan dalam negeri Haiti.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1788 seconds (0.1#10.140)