Investasi Saham Baru 15%, BEI Kumpulkan Investor Bandung

Selasa, 04 September 2018 - 15:14 WIB
Investasi Saham Baru 15%, BEI Kumpulkan Investor Bandung
Investasi Saham Baru 15%, BEI Kumpulkan Investor Bandung
A A A
BANDUNG - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumpulkan investor Bandung dengan sejumlah emiten pasar modal pada acara Investor Summit 2018 di Ballroom Luxon Hotel, Jalan Ir Djuanda, Kota Bandung, Selasa (4/9/2018). Pertemuan tersebut diharapkan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal.

Kepala Unit Pengelolaan Galeri Divisi Pengembangan Investor PT Bursa Efek Indonesia, I Gusti Agung Alit Nityaryana mengatakan, Investor Summit digelar dalam rangka mendekatkan investor dan manajemen perusahaan emiten. BEI berharap ada timbal balik antara kedua belah pihak.

“Targetnya, investor semakin dekat dengan manajemen. Karena biasanya investor daerah ingin diskusi lebih lanjut terkait pasar modal terhadap emiten tertentu. Harapan ada keterbukaan antara kedua belah pihak,” beber Alit kepada wartawan.

Dengan tumbuhnya kepercayaan kedua belah pihak, BEI berharap transaksi investor di Jabar meningkat. Karena dengan keyakinan mereka mengenai regulasi, bukan tidak mungkin investor menaikkan dananya di pasar modal.

Karena, diakui dia, jumlah investor nasional saat ini masih di bawah 1% dibanding jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 265 juta. Secara jumlah, investor lokal sekitar 700.000. Dari jumlah itu, investor pasar modal asal Bandung sekitar 15% atau 114.000 investor.

“Kalau dari sisi jumlah, investor asal Jabar sudah cukup tinggi dibanding daerah lain. Tetapi ini harus dijaga dan dipelihara, salah satunya melalui investor samit ini,” imbuh Alit.

Direktur Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Manajemen Strategis Kantor Regional 2 OJK Jawa Barat Lasdini Purwanti mengatakan, OjK sebagai regulator mendorong kapital market, mengingat masih sedikitnya investor. Padahal di negara maju, investasi pasar modal masih menjadi tujuan orang berinvestasi dibanding perbankan.“Salah satu penghambatnya masih adanya investasi bodong. Di sisi lain culture masyarakat kita banyak ingin instan mendapat keuntungan,” pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6064 seconds (0.1#10.140)