Didukung 6 Cabang Luar Negeri, Internasional Banking BNI Makin Moncer

Jum'at, 14 Agustus 2020 - 15:26 WIB
loading...
Didukung 6 Cabang Luar...
Kinerja International Banking BNI tumbuh signifikan didukung keberadaan 6 kantor cabang luar negerinya. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menjadi pemain utama bisnis perdagangan internasional dan international payment dalam industri perbankan di Indonesia . Hal ini beralasan, mengingat BNI memiliki enam kantor cabang luar negeri (KCLN) di pusat bisnis Internasional, yakni di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, dan New York, serta satu sub branch di Osaka.

Kiprah BNI tersebut juga membuktikan bahwa #BUMNGoGlobal dan mampu bersaing di kancah internasional. Keberadaan kantor cabang itu tidak sekadar memberikan keunggulan terhadap bisnis International Banking BNI, tapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap laba bersih perseroan dari bisnis internasional selama 2019, yang tumbuh 84,6% (year on year).

Pemimpin BNI KCLN London Bani Iqbal menuturkan, di kota itu, BNI berfokus melayani aktivitas pebisnis Indonesia di Inggris, baik eksportir maupun importir, dan pengusaha Inggris di Indonesia. Itulah sebabnya BNI KCLN London tidak hanya memfasilitasi dari sisi pembiayaan, tapi juga advisory. Hal itu termasuk membantu pebisnis Indonesia yang ingin mendirikan perusahaan di London, seperti memberikan jaringan yang dimiliki dan menyiapkan pengacara serta akuntan, agar perusahaannya dapat berdiri dengan baik.

(Baca Juga: BNI International Remittance Siap Jadi Pilihan 7 Juta Diaspora RI)

"Fasilitas kami tidak hanya dari sisi pembiayaan, tapi juga asistensi advisory. Misalkan saja ada nasabah Jakarta yang salah satu unit usahanya ingin trading komoditas di pasar Eropa, lantas hendak membuka perusahaan di London, jadi kami bantu itu," ujar Iqbal dalam siaran pers, Jumat (14/8/2020).

Pelayanan lain di BNI KCLN London, yang berlokasi di 30 King Street, juga mencakup loan, baik corporate loan maupun syndicated loan, trade finance, treasury ,dan remitansi. Semua pelayanan tersebut dapat membantu Indonesia meningkatkan ekspor.

Iqbal juga menjelaskan soal keunikan London dan Eropa, yakni adanya fasilitas export trade agency (ECA) yang bisa dimanfaatkan. Untuk itu, BNI KCLN London menjalin kerja sama dengan ECA sejak tiga tahun lalu agar fasilitas ini dapat dimanfaatkan pelaku usaha di Tanah Air. Lembaga ECA ini bisa memberikan garansi hingga 85% dan fungsinya mirip dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor di Indonesia.

Dengan berbagai pendekatan tersebut, BNI KCLN London mencatatkan pertumbuhan kinerja. Pada 2019, aset BNI KCLN London tumbuh 16,4% di atas rata-rata industri, total loan tumbuh 42,3%, total funding tumbuh 16,2%, dan net profit juga tumbuh 78,9%.

Sementara itu, sekitar 40 ribu warga negara Indonesia yang bekerja di berbagai bidang di Korea Selatan menjadi market potensial bagi BNI, yang merupakan satu-satunya bank asal Indonesia di Negeri Ginseng. "Salah satu bisnis kami adalah mengoptimalisasi diaspora Indonesia yang ada di Korea," ujar pemimpin BNI KCLN Seoul Anisfu.

Kaum milenial mendominasi jumlah pekerja migran Indonesia di Korea Selatan dengan rata-rata usia 30 tahun dan pendapatan Rp20 juta hingga Rp25 juta per bulan. Mereka lebih gadget minded sehingga pelayanan perbankan digital menjadi keharusan. Dari sisi remitansi, para pekerja migran Indonesia di Korea Selatan itu merupakan market yang sangat potensial. Maka BNI KCLN Seoul menggunakan strategi menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1167 seconds (0.1#10.140)