HT Paparkan Solusi Atasi Krisis Nilai Tukar Rupiah

Rabu, 05 September 2018 - 18:28 WIB
HT Paparkan Solusi Atasi Krisis Nilai Tukar Rupiah
HT Paparkan Solusi Atasi Krisis Nilai Tukar Rupiah
A A A
JAKARTA - Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) memberikan solusi untuk mengatasi krisis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Salah satunya dengan memperbaiki fundamental perekonomian Indonesia.

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini dinilainya membuat pelaku pasar waspada, sehingga berdampak terhadap mata uang Garuda. Karena itu, ada strategi jangka pendek hingga panjang yang bisa dilakukan pemerintah.

HT menyampaikan, untuk jangka pendek, para eksportir wajib menukar devisa hasil ekspor ke rupiah sesuai lokal konten produksi mereka. Pemerintah perlu membuat aturan baku terkait hal ini agar segera dilakukan. "Harus ada regulasi. Kalau imbauan tidak bisa," ujarnya saat menjadi pembicara di iNews Sore, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Dalam jangka pendek, pemerintah juga bisa membuat tim khusus untuk mengundang investasi dari luar negeri. Mereka bisa tersebar di beberapa negara. Sementara jangka menengah, HT mengatakan, pemerintah perlu mendorong ekspor melalui berbagai insentif. Caranya bisa dari sisi pajak maupun perizinan yang mudah. "Bisa dengan mendorong investasi untuk ekspor. Ini bisa menghasilkan devisa," katanya.

Adapun untuk beberapa barang impor yang bersifat konsumsi bisa dikurangi dengan menggunakan produk dalam negeri. Sehingga permintaan dolar bisa ditekan untuk menguatkan rupiah.

Terakhir untuk jangka panjang, HT menegaskan, perekonomian Indonesia belum memiliki fundamental yang kokoh. Produktivitas masyarakat masih rendah membuat mesin pembangunan ekonomi belum bergerak kencang.

Menurutnya, pemerintah harus mempercepat pertumbuhan ekonomi kelas bawah dengan berbagai kebijakan. Paling penting yakni melalui pelatihan kerja supaya produktif. "Percepat kelas bawah naik tidak cukup dengan bunga murah, perlu pendampingan karena 45% lebih SD kebawah. Dilatih dan diproteksi agar mereka tumbuh," tutur HT.

Di sisi lain, HT juga menambahkan, sentimen perang dagang tetap akan mempengaruhi dari sisi psikologis. Namun itu bisa dihilangkan jika fundamental ekonomi Indonesia kuat. Arus modal asing, diterangkan harus digenjot dengan menarik minat perusahaan luar membangun pabrik di Indonesia. Bukan tanpa alasan, bonus demografi perlu diimbangi dengan banyaknya pembukaan lapangan kerja dari sektor investasi.

Selain itu, sektor pariwisata bisa ikut menggerakkan perekonomian karena menyumbang banyak devisa. Pemerintah bisa menentukan daerah wisata baru diluar Bali, Jakarta dan Batam. "Tentukan daerah wisata khusus. Wisman perlu tahu tempat wisata yang baik karena selama ini 85% dari mereka tersebar di Bali, Jakarta dan Batam," pungkas HT.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9708 seconds (0.1#10.140)