Tekanan Kenaikan Harga Diperkirakan Lebih Tinggi

Rabu, 12 September 2018 - 07:17 WIB
Tekanan Kenaikan Harga Diperkirakan Lebih Tinggi
Tekanan Kenaikan Harga Diperkirakan Lebih Tinggi
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, tekanan kenaikan harga pada 3 bulan mendatang (Oktober 2018) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Indikasi tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 140,2, meningkat dari 135,8 pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan, tekanan kenaikan harga diperkirakan meningkat pada Januari 2019. Terindikasi dari nilai IEH 6 bulan mendatang sebesar 177,7, lebih tinggi dari 170,9 pada bulan sebelumnya. "Responden memperkirakan penjualan eceran pada 3 bulan mendatang (Oktober 2018) relatif meningkat," ujar Agusman di Jakarta, Selasa (11/9/2018).

Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) 3 bulan yang akan datang sebesar 140,5, meningkat dibandingkan 128,4 IEP pada bulan sebelumnya. Selain itu, responden juga memperkirakan pertumbuhan penjualan eceran pada Januari 2019 sedikit meningkat, terindikasi dari IEP 6 bulan yang naik dari 160,3 pada Desember 2018 menjadi 161,6 pada periode Januari 2019.

Adapun survei Penjualan Eceran Bank Indonesia mengindikasikan penjualan eceran pada Juli 2018 tumbuh lebih tinggi. Indeks Penjualan Riil Juli 2018 tercatat 216,0, atau tumbuh 2,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 2,3% (yoy) pada Juni 2018.

"Peningkatan penjualan eceran antara lain dipengaruhi tingginya permintaan pada musim tahun ajaran baru dan dampak dari pencairan Gaji ke-13 PNS dan pensiunan," katanya.

Berdasarkan kelompok komoditas, meningkatnya penjualan eceran terutama didorong kinerja penjualan kelompok komoditas Sandang yang tercatat tumbuh 13,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan -11,2% (yoy) pada bulan Juni 2018, dan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh sebesar 15,4% (yoy), lebih tinggi dari 10,7% (yoy) pertumbuhan bulan sebelumnya.

Dia melanjutkan, penjualan eceran diprarkirakan tetap tumbuh stabil pada Agustus 2018. Hal itu tercemin dari IPR yang diprakirakan tumbuh sebesar 2,8% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan 2,9% (yoy) pada Juli 2018.

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penjualan pada kelompok sandang, perlengkapan rumah tangga lainnya, serta barang budaya dan rekreasi. Pertumbuhan tertinggi tercatat pada kelompok komoditas sandang yang tumbuh 21,6% (yoy), meningkat dibandingkan 13,0% (yoy) pada Juli 2018.

Selanjutnya, didukung oleh penjualan kelompok Perlengkapan Rumah Tangga lainnya dan kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang masing-masing diperkirakan tumbuh 8,0% (yoy) dan 7,6% (yoy), meningkat dari 5,3% (yoy) dan 5,6% (yoy) pada Juli 2018.
Secara regional, lanjutnya, penjualan eceran tertinggi pada bulan Juli 2018 terutama terjadi di wilayah Surabaya dan Banjarmasin, masing-masing tumbuh sebesar 55,4% (yoy) dan 4,2% (yoy).

Berdasarkan rincian kelompok komoditas, peningkatan penjualan di wilayah Surabaya dan Banjarmasin terutama terjadi pada kelompok Barang Budaya dan Rekreasi khususnya subkelompok alat tulis sejalan dengan periode musim ajaran tahun baru. Namun demikian, pada Agustus 2018 diperkirakan terjadi penurunan penjualan eceran pada sebagian besar wilayah cakupan survei sejalan dengan perlambatan pertumbuhan IPR Nasional pada periode laporan.

"Penurunan penjualan eceran tertinggi diperkirakan terjadi di Denpasar (-21,4%; yoy) dan Bandung (-14,2% ; yoy)," imbuhnya. Responden menyampaikan perlambatan penjualan dipicu oleh normalisasai permintaan barang dan jasa khususnya pada produk kelompok makanan, minuman dan tembakau.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6451 seconds (0.1#10.140)