China Sambut Undangan AS untuk Bicarakan Masalah Perdagangan

Kamis, 13 September 2018 - 15:56 WIB
China Sambut Undangan AS untuk Bicarakan Masalah Perdagangan
China Sambut Undangan AS untuk Bicarakan Masalah Perdagangan
A A A
BEIJING - China menyatakan menyambut undangan dari Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan putaran baru pembicaraan perdagangan, di tengah persiapan Washington untuk meningkatkan penerapan tarif pada barang impor China senilai USD200 miliar.

Kabar yang dihembuskan penasehat ekonomi Gedung Putih tersebut memberikan angin segar bagi bursa saham Asia, termasuk China dan nilai tukarnya, yuan.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan kepada wartawan bahwa China telah menerima undangan dan menyambutnya. Dia menambahkan bahwa kedua negara sedang berdiskusi tentang rinciannya.

"China selalu menganggap bahwa eskalasi konflik perdagangan tidak ada dalam kepentingan siapa pun. Bahkan, dari pembicaraan pendahuluan bulan lalu di Washington, tim pembicaraan perdagangan kedua belah pihak telah mempertahankan berbagai bentuk kontak, dan mengadakan diskusi tentang kekhawatiran masing-masing pihak," ungkapnya seperti dilansir Reuters, Kamis (13/9/2018).

Perihal undangan pembicaraan itu dibenarkan Larry Kudlow yang mengepalai Dewan Ekonomi Gedung Putih. Kudlow mengatakan kepada Fox Business Network bahwa Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah mengirim undangan ke pejabat senior China. Namun, ia menolak memberikan rincian lebih lanjut.

"Ada beberapa diskusi dan informasi yang kami terima bahwa pemerintah China ingin melanjutkan pembicaraan," kata Kudlow. "Dan begitu, Sekretaris Mnuchin, yang merupakan pemimpin tim dengan China, tampaknya telah mengeluarkan undangan."

Sejumlah pihak yang terkait dalam upaya itu mengatakan, undangan Mnuchin dikirim ke rekan-rekannya di China, termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He, penasehat ekonomi Presiden China Xi Jinping, untuk pembicaraan dalam beberapa minggu mendatang.

Undangan itu datang di tengah meningkatnya tentangan dari kalangan bisnis Barat atas kebijakan tarif AS tersebut.

Pelobi bisnis AS AmCham China dan AmCham Shanghai hari ini mempublikasikan survei bersama yang menunjukkan dampak negatif terhadap perusahaan AS di China akibat aksi saling balas tarif yang dilakukan AS-China.

Lebih dari 60% perusahaan AS yang disurvei mengatakan tarif AS sudah mempengaruhi operasi bisnis mereka, sementara persentase yang sama mengatakan bahwa bea masuk China pada barang-barang AS berdampak pada bisnis.

Karena itu, AmCham China dan AmCham Shanghai mendesak administrasi Trump untuk berpikir ulang mengenai pendekatannya.

Kamar Dagang Uni Eropa di China juga merilis survei sendiri pada hari yang sama yang menyatakan bahwa tarif tersebut menyebabkan gangguan signifikan terhadap rantai pasokan global dan berdampak serius pada perusahaan non-China dan non-Amerika.

Kudlow sebelumnya mengatakan kepada wartawan di luar Gedung Putih bahwa komunikasi dengan Beijing telah meningkat. "Saya pikir sebagian besar dari kita berpikir lebih baik untuk berbicara daripada tidak sama sekali, dan saya pikir pemerintah China bersedia untuk berbicara," kata Kudlow. Kendati demikian, Kudlow menegaskan bahwa dia tidak menjamin apa pun.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7233 seconds (0.1#10.140)