Mantan Mendag AS: Trump Lukai Ekonomi China, Tidak Baik untuk Dunia

Jum'at, 14 September 2018 - 13:07 WIB
Mantan Mendag AS: Trump Lukai Ekonomi China, Tidak Baik untuk Dunia
Mantan Mendag AS: Trump Lukai Ekonomi China, Tidak Baik untuk Dunia
A A A
SINGAPURA - Mantan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Carlos Miguel Gutierrez mengkritik kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melakukan perang dagang dengan China. Menurut dia, perang dagang telah melukai pertumbuhan ekonomi China dan akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi global.

"Saya khawatir jika ekonomi China melambat, bukan hanya tumbuh 6% tetapi bisa jadi 3%. Jika tingkat pertumbuhan ekonomi China melambat, itu akan berdampak pada semua orang. Jadi apakah itu layak," kata Gutierrez kepada CNBC.

Melansir dari CNBC, Jumat (14/9), mantan menteri di era George Walker Bush tersebut menambahkan, perlambatan ekonomi China tidak baik untuk dunia. "Kenaikan ekonomi China mungkin buruk bagi AS karena China adalah pesaing strategis. Tetapi jika laju pertumbuhan China menurun, AS juga akan menyesalinya," kata Gutierrez di Milken Institute Asia Summit ke-5 di Singapura.

Gutierrez mengatakan, China adalah mesin pertumbuhan ekonomi bagi sebagian besar negara di dunia. Ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut telah menjadi penyumbang besar bagi pertumbuhan ekonomi global sejak krisis keuangan tahun 2008.

Pria yang sekarang menjadi ketua konsultan Albright Stonebridge Group, menambahkan jika pemerintahan Trump membebankan tarif pada setiap produk China yang masuk ke Amerika, itu akan berdampak besar bagi ekonomi Negeri Tirai Bambu.

Mengutip Business Insider, perang dagang dua negara ekonomi besar dunia tersebut mulai berlangsung sejak 1 Maret 2018. Ketika itu, Trump mengumumkan mengenakan tarif 25% untuk produk impor dari China senilai USD50 miliar, termasuk baja, aluminium dan logam. Tamparan tarif itu kemudian dibalas oleh Beijing.

Sepanjang Maret-Agustus lalu, tercatat terjadi 14 perang tarif antara Washington dengan Beijing. Dimana pada akhir Agustus, Trump menaikkan tarif dari semula 10% menjadi 25% untuk produk-produk asal China senilai USD200 miliar.

Belum selesai, Trump kembali mengatakan "siap" untuk mengenakan tarif tambahan lagi bagi produk China senilai USD267 miliar.

Tidak hanya itu, Trump juga kerap mengkritik China di depan umum termasuk lewat media sosial. Kritikan utama Trump adalah praktik perdagangan China telah merugikan bisnis dan pekerja Amerika.

Namun, kata Gutierrez, sikap Trump yang sering mengkritik China di depan umum adalah hal tidak patut dan bentuk ketidakmampuan Trump untuk menyelesaikannya.

"Saya lebih suka jika Trump melakukan pendekatan secara pribadi. Bukan melakukannya di depan umum dan mempermalukan negara (China). Kita berbicara dengan negara berdaulat bukan berbicara secara bisnis saja. Mengkritik China di publik sama dengan mempermalukannya di depan umum. Dan itu (perundingan AS dengan China) tidak berhasil," katanya.

Gutierrez pun mengapresiasi langkah kemajuan mengenai pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China, baru-baru ini. Ia berharap kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan pada akhirnya.

"Saya tahu bahwa perdagangan adalah bagian dari pertumbuhan ekonomi. Tapi asumsi yang sangat berbahaya jika menyebut defisit perdagangan kita tinggi maka kita kalah," katanya.

Namun, kebijakan pemerintahan Trump kerap dipengaruhi oleh pandangan bahwa perdagangan internasional adalah zero sum game, dimana pihak yang menerima uang paling banyak adalah pemenang, dengan merugikan pihak lain.

Dan pada Juli lalu, penasihat perdagangan Trump yaitu Peter Navarro menyebut China memainkan zero sum game dalam perdagangan dengan Amerika Serikat.

Biro Sensus Amerika Serikat mengatakan pada 2017, defisit perdagangan AS dengan China mencapai USD375,6 miliar. Namun sejak perang dagang, AS berhasil menekan defisit perdagangan dengan China menjadi USD222,6 miliar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4261 seconds (0.1#10.140)