Atasi Dampak Perang Dagang, China Perbesar Konsumsi Domestik

Jum'at, 21 September 2018 - 16:10 WIB
Atasi Dampak Perang Dagang, China Perbesar Konsumsi Domestik
Atasi Dampak Perang Dagang, China Perbesar Konsumsi Domestik
A A A
BEIJING - Pemerintah China memerintahkan agar kebijakan dan sumber daya diarahkan pada sejumlah sektor, termasuk pariwisata dan olah raga, untuk mendorong konsumsi domestik guna mengatasi dampak perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang bisa memperlambat ekonomi negara tersebut.

Menurut dokumen rinci yang dikeluarkan oleh Dewan Negara, pemerintah China sedang mengumpulkan sumber daya untuk mendukung belanja konsumen di kapal pesiar rekreasi, yacht, mobil swa-kemudi, kendaraan rekreasi dan perjalanan udara.

Dalam dokumen itu, pemerintah China juga mengatakan akan mendorong inovasi dalam pembiayaan konsumen dan memperluas pengembangan pinjaman konsumen. Pemerintah juga akan membantu individu meningkatkan pendapatan properti mereka, dan mendorong lebih banyak langkah reformasi pajak penghasilan individu seperti meningkatkan jumlah barang-barang yang dapat dikurangi pajak.

Pemerintah juga akan membuat undang-undang untuk meningkatkan konsumsi di berbagai sektor baru termasuk di sektor ekonomi berbagi (sharing economy). China juga akan mengembangkan beberapa kota menjadi pusat untuk konsumsi internasional.

Dokumen itu diterbitkan beberapa hari sebelum puncak Hari Nasional, yakni minggu emas di mana jutaan orang China umumnya mengambil cuti untuk bepergian dan liburan. Kuil Shaolin dan tempat wisata terkenal lainnya di seluruh China telah diperintahkan untuk memangkas harga tiket masuk, yang beberapa potongannya mencapai 30%.

"Dengan pertumbuhan permintaan eksternal yang terhambat, permintaan domestik yang meluas tidak diragukan merupakan strategi yang tepat," tulis Study Times - surat kabar yang berpengaruh dalam menafsirkan dan menyebarluaskan arahan dari Partai Komunis yang berkuasa, seperti dikutip Reuters , Jumat (21/9/2018) .

Namun, panggilan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi mungkin terhambat oleh meningkatnya jumlah sewa, hipotek dan utang konsumen. Pada semester pertama tahun ini, pertumbuhan pendapatan per kapita China melambat menjadi 6,6% dibandingkan dengan 7% pada tahun sebelumnya.

Tanda negatif lainnya dalam ekonomi China adalah aktivitas manufaktur di Guangdong, provinsi pengekspor terpadat dan terbesar negara itu, yang terkontraksi pada bulan Agustus untuk pertama kalinya sejak Maret 2016.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8070 seconds (0.1#10.140)