Ekspektasi Fed Rate Naik Makin Besar, Suku Bunga RI Akan Dikerek

Selasa, 25 September 2018 - 23:03 WIB
Ekspektasi Fed Rate Naik Makin Besar, Suku Bunga RI Akan Dikerek
Ekspektasi Fed Rate Naik Makin Besar, Suku Bunga RI Akan Dikerek
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal meningkatkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) untuk kelima kalinya sejak pertengahan bulan Mei. Hal ini untuk merespon nilai tukar Rupiah yang telah mencapai level Rp14.900.

Ditambah ketegangan dagang Amerika Serikat (AS) versus China memicu ketidakpastian dan juga ekspektasi kenaikan suku bunga Fed membuat Rupiah tetap rentan negatif. Research Analyst dari FXTM Lukman Otunuga menerangkan, nilai tukar rupiah tergelincir karena situasi dagang yang semakin tegang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Investor terang dia memilih untuk waspada di awal pekan perdagangan ini setelah China membatalkan rencana negosiasi dagang dengan pemerintah AS di akhir pekan. Sentimen pasar semakin memburuk di saat Presiden Donald Trump mulai memberlakukan tarif terhadap USD200 miliar barang China di hari Senin, kemarin.

“China diperkirakan untuk membalas dengan tarif terhadap USD60 miliar barang AS, sehingga penghindaran risiko sepertinya akan semakin tinggi dan semakin menekan Rupiah serta mata uang pasar berkembang lainnya,” ujar Otunuga di Jakarta, Selasa (25/9/2018).

Sentimen lain adalah rapat The Fed pekan ini. Suku bunga AS diprediksi akan ditingkatkan pada bulan September dan mungkin ditingkatkan kembali untuk keempat kalinya di bulan Desember. “Kenaikan suku bunga mendatang ini sudah sangat diperhitungkan dalam harga saat ini, namun masih dapat memicu arus keluar modal dari pasar berkembang, termasuk Indonesia,” sambungnya.

Pengamat ekonomi dari Kubik Leadership Jamil Azzaini menambahkan, tantangan bisnis saat ini ditandai dengan volatilitas, kompleksitas, ketidakpastian, dan ambiguitas (VUCA) sebagai suatu yang wajar. Karena itu perusahaan membutuhkan skill leadership (kepemimpinan) yang baik demi menggenjot kinerja keuangan hingga 2,8 kali.

Dia mengatakan kondisi VUCA adalah suatu hal yang wajar dalam perekonomian saat ini. Karena itu strategi yang dibutuhkan juga harus berbeda dari kondisi normal sebelumnya. Salah satunya adalah memperkuat SDM atau orang yang memimpin (leader) tim. “Hasil survei kami, apabila pemimpin yang memiliki skill yang baik, akan mendorong peningkatan keuangan, lalu kepuasan pelanggan juga naik sampai 4,6 kali. Kemudian produktivitas tim juga akan naik 4,7 kali,” jelas Jamil.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7018 seconds (0.1#10.140)