Harga Minyak Dunia Menyusut Usai IMF Pangkas Prediksi Ekonomi Global

Rabu, 10 Oktober 2018 - 11:55 WIB
Harga Minyak Dunia Menyusut Usai IMF Pangkas Prediksi Ekonomi Global
Harga Minyak Dunia Menyusut Usai IMF Pangkas Prediksi Ekonomi Global
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia menyusut pada perdagangan, Rabu (10/10/2018) setelah IMF atau Dana Moneter Internasional menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global. Tetapi harga minyak mendapatkan dorongan ketika badai Michael bergerak menuju ke arah Florida, hingga menyebabkan penutupan hampir 40% dari produksi minyak Teluk Meksiko AS.

Seperti dilansir Reuters hari ini, minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan turun 2 sen menjadi USD84,98 per barel pada pukul 00.49 GMT, setelah naik 1,3% pada hari Selasa, kemarin. Sedangkan harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) terpantau lebih rendah 16 sen setara 0,2% ke posisi USD74,8 per barel, setelah naik hampir 1% di sesi sebelumnya.

Dana Moneter Internasional menurunkan prakiraan pertumbuhan ekonomi global untuk 2018 dan 2019 serta potensi permintaan untuk minyak dan produknya. Ketegangan perdagangan dan kenaikan tarif impor mengambil alih perdagangan, sementara pasar negara berkembang berjuang dengan kondisi keuangan yang lebih ketat dan arus keluar modal, seperti disampaikan IMF

"Harga memuncak pada waktu yang paling oportunistik, mengingat memudarnya narasi pertumbuhan global," kata Stephen Innes, kepala perdagangan APAC di OANDA di Singapura.

Di Amerika Serikat, hampir 40% produksi minyak mentah harian hilang dari sumur lepas pantai Teluk AS di lepas pantai AS pada Selasa, karena evakuasi platform dan penutupan sebelum Badai Michael. Produsen minyak mengevakuasi personel dari 75 platform ketika badai menembus Teluk tengah dalam perjalanan menuju daratan pada Rabu di Florida Panhandle.

Terminal minyak swasta terbesar di negara itu, yakni Louisiana Offshore Oil Port LLC, mengatakan pada Selasa malam bahwa pihaknya telah menghentikan operasi di terminal lautnya. Fasilitas ini adalah satu-satunya pelabuhan AS yang dapat memuat dan membongkar tanker sepenuhnya dengan kapasitas 2 juta barel minyak.

Perusahaan mematikan produksi harian sekitar 670.800 barel minyak dan 726 juta kaki kubik gas alam pada tengah hari pada hari Selasa, menurut regulator lepas pantai Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan. Di sisi lain ekspor minyak mentah Iran jatuh lebih jauh pada minggu pertama Oktober, menurut data tanker dan sumber industri, karena pembeli mencari alternatif menjelang sanksi AS yang berlaku pada 4 November.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6818 seconds (0.1#10.140)