Camkan!, Pidato Kenegaraan Jokowi Itu Kompas Bagi Bangsa Indonesia

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 17:10 WIB
loading...
A A A
APBN 2020 kata dia, menjadi sedemikian dinamis sekaligus fenomenal. Di tengah hantaman krisis karena Covid-19 yang menghentikan laju pertumbuhan ekonomi, pemerintah justru bisa merancang ulang desain kebijakan fiskal yang lebih berkualitas, fokus, dan punya prioritas.

"Ketika pasar lumpuh dan rakyat mulai terhimpit, tuntutan akan kehadiran negara sangat kuat. Kita nggak pernah bayangkan kalau kita mampu mengalokasikan belanja perlindungan sosial, kesehatan, insentif untuk UMKM, dan stimulus yang sedemikian besar sampai mencapai Rp 695,2 triliun. Defisit dibuat agak lebar sehingga kita punya ruang fiskal yang cukup untuk ekspansi. Pajak juga jadi stimulus dan alat negara untuk membantu warga, maka pembiayaan dengan utang menjadi pilihan paling mungkin," ujar dia.

Lebih jauh Karena pandemi, pemerintah mampu melanjutkan RAPBN 2021, di mana ada kesinambungan dengan APBN 2020. Karena itu kata dia, percepatan pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi menjadi pilihan. Sektor kesehatan, pendidikan, pangan, teknologi, dan pariwisata menjadi prioritas.

(Baca Juga: Bisikan Lembaga Finansial Dunia ke Erick Thohir: Ekonomi RI Tumbuh Signifikan di 2021 )

"Itu sektor yang berkat pandemi, tersingkap kita ambil kekurangan dan hal penting untuk kita perkuat agar kita hebat. Birokrasi yang kerap dikeluhkan tak perlu dijadikan kambing hitam terus-menerus. Selama pandemi, toh mereka mampu belajar dan beradaptasi cepat dengan kombinasi kerja di rumah dan di kantor, menggunakan teknologi untuk melayani dan mempertanggungjawabkan pekerjaan," katanya.

Seyogianya sambung Pras, dengan panduan arah yang jelas dan kendaraan yang aman, menjadi Indonesia akan lega meski harus tetap waspada. Situasi ini mengundang semua elemen hadir dan terlibat, berkontribusi dengan talenta dan peran masing-masing. Di mana komitmen pada visi konstitusi menjadi ujian bagi bangsa Indonesia.

Dia bilang, situasi sungguh tak mudah, tetapi hal itu pula kesadaran dan tindakan yang melahirkan kemerdekaan Indonesia. Jerih payah yang terbayar lunas. Pada akhirnya Indonesia terjaga, ekonomi bukan sekadar urusan angka, tapi soal rasa dan asa manusia.
(akr)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3470 seconds (0.1#10.140)