Budi Karya: Butuh Solusi dari Generasi Muda

Minggu, 21 Oktober 2018 - 08:14 WIB
Budi Karya: Butuh Solusi dari Generasi Muda
Budi Karya: Butuh Solusi dari Generasi Muda
A A A
MALANG - Berbagai persoalan lalulintas, dan transportasi masal, membutuhkan solusi cepat dari generasi muda, dengan memaksimalkan kemampuan dan penguasaan teknologi informasi.

Pentingnya keberadaan generasi muda, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut, menjadi pembahasan utama yang disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, saat memberikan ceramah dalam wisuda di Universitas Brawijaya (UB) Malang.

"Saya datang ke sini, untuk memberikan motivasi bagi para lulusan baru. Banyak tugas-tugas yang harus kita emban untuk Indonesia di masa yang akan datang," tegasnya, Sabtu (20/10/2018).

Baginya, generasi muda dengan ide-ide cemerlangnya, serta usaha rintisannya, sangat dibutuhkan dalam membangun bangsa ini agar menjadi lebih baik.

Diakuinya, selama ini banyak menerima masukan dari anak-anak muda untuk mengurai berbagai persoalan, melalui kemampuan mereka di bidang teknologi informasi.

"Bagi mereka (Anak-anak muda) mungkim idenya biasa-biasa saja, karena memang sudah terbiasa dengan kemajuan teknologi informasi. Tetapi untuk saya, hal itu luar biasa," tegas Budi.

Saat ini, menurutnya yang mendesak untuk dilakukan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Memberikan kesempatan mereka membuat usaha rintisan, dikolaborasikan, dibina, dan diberikan dukungan, untuk membuat solusi pekerjaan sehari-hari.

Kementerian Perhubungan, sangat banyak pekerjaannya untuk mengurusi kemacetan lalulintas, penyediaan angkutan masal, menangani angkutan rakyat, dan melayani masyarakat.

Sehingga, diakui Budi, sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dari para generasi muda, untuk mampu memberikan solusi cepat atas persoalan yang terjadi.

Bahkan, kementerian yang dipimpinnya sudah membuat kompetisi bagi usaha rintisan, yang rata-rata adalah generasi muda, untuk mencari solusi berbagai persoalan angkutan masal.

"Ada sebanyak 120 usaha rintisan dari anak-anak muda yang mengikuti kompetisi di Kementerian Perhubungan. Ada 20 usaha rintisan yang idenya terpilih menjadi terbaik. Kami carikan bapak angkat, untuk mengembangkan ide mereka," ujarnya.

Pemenang dalam kompetisi ini, antara lain aplikasi Shar-C. Yakni, aplikasi yang memudahkan orang untuk mencari tumpangan atau menitipkan barang-barangnya.

Selain itu, ada aplikasi CON Secure, yaitu aplikasi yang membantu proses perizinan untuk pelayaran dan bongkar muat barang di pelabuhan. Ada juga aplikasi Nitih-nitih, yakni aplikasi yang membatu penyandang disabilitas untuk mendapatkan transportasi.

Solusi-solusi menggunakan aplikasi tersebut, menurut Budi sangat dibutuhkan, agar layanan angkutan dapat ditingkatkan kualitas dan efisiensinya. "Terus terang kami keteteran dengan hadirnya taksi online. Makanya coba kita carikan solusi-solusinya," tuturnya.

Aplikasi yang dihasilkan usaha rintisan para generasi muda, menurutnya dicarikan bapak angkat dari perusahaan-perusahaan yang membutuhkan aplikasi tersebut, sehingga bisa menyelesaikan persoalan yang terjadi selama ini.

Baginya, saat ini yang terpenting semua pihak tidak apatis dan tidak pernah menyerah menghadapi kegagalan. Ada konsistensi dalam pengembangannya, sehingga ketika menghadapi kegagalan harus berani mencobanya lagi.

Selama empat tahun pemerintahan ini berjalan, menurut Budi banyak amanah yang sudah bisa dijalankan dengan baik, meskipun ada beberapa hal yang butuh perbaikan dan dicarikan solusinya.

"Perbaikan yang mendesak dilakukan aantara lain keberadaan angkutan masal, dan pelayaran rakyat. Kita harus fokus dan memiliki pemikiran untuk meningkatkan kualitasnya," tegasnya.

Dicontohkannya, untuk angkutan masal MRT di Jakarta, harus tuntas pada tahun 2024 mendatang. Semua wilayah di ibu kota bisa tersambung MRT. "Jakarta menjadi model, tetapi kota lain juga harus turut dikembangkan," ungkapnya.

Selama ini, kereta listrik memiliki kapasitas angkut 1,2 juta orang. Ke depan, dia berharap bisa naik menjadi 3-4 juta orang. Sehingga masyarakat menggunakan angkutan masal, untuk mengurangi kemacetan, mengurangi polusi, dan efisiensi.

Terkait angkutan masal dan pelayaran rakyat, dia mengaku pemerintah memiliki subsidi secara menyeluruh sebesar Rp2 triliun. Baik untuk angkutan perintis, pelayaran rakyat, maupun tol laut.

Untuk meningkatkan pengembangan bidang transportasi, dia berharap ada pengembangan program studi transportasi di seluruh Indonesia. "Perguruan tinggi di Jawa, yang sudah maju, bisa menjadi bapak angkat untuk pengembangan program studi transportasi di luar Jawa," tuturnya.

Pakar transportasi UB Malang, Achmad Wicaksono mengatakan, pembukaan program studi transportasi di luar Jawa, sangat dibutuhkan untuk mengurangi disparitas pembangunan di Jawa, dan luar Jawa.

"Kami mendukung upaya pengembangan program studi transportasi ini di seluruh Indonesia. Agar ada pemerataan dan keadilan pembangunan. Sehingga, solusi-solusi persoalan transportasi, dapat diselesaikan dengan cepat," ungkapnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7718 seconds (0.1#10.140)