BWI Kembangkan Wakaf Calon Pengantin, Apa Itu?

Kamis, 28 Maret 2024 - 02:41 WIB
loading...
BWI Kembangkan Wakaf Calon Pengantin, Apa Itu?
Ketua BWI Mohammad Nuh bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri PPN/Kepala Bapenas Suharso Monoarfa dalam konferensi pers usai membuka Gebyar Wakaf Ramadan 2024 di Jakarta, Rabu (27/3/2024). FOTO/SINDOnews/ABDUL MALIK MUBAROK
A A A
JAKARTA - Badan Wakaf Indonesia (BWI) terus mendorong pengembangan wakaf di Tanah Air. Salah satu yang dikembangkan adalah wakaf calon pengantin (cantin).

Ketua BWI Mohammad Nuh menjelaskan mengenai wakaf cantin. "Wakaf cantin, wakaf calon pengantin, jadi seorang sebelum akad nikah itu berwakaf dulu," katanya dalam konferensi pers usai pembukaan Gebyar Wakaf Ramadan 2024 bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri PPN/Kepala Bapenas Suharso Monoarfa di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Menurutnya, wakaf cantin tidak ada kaitannya dengan mas kawin. Calon mempelai hanya menyerahkan uang wakaf ke BWI yang besarannya tidak ditentukan atau terserah calon pengantin. "Bisa Rp1 juta, Rp500.000 atau berapa, karena wakaf bukan wajib," kata M Nuh.



Lalu untuk apa hasil wakaf calon pengantin? M Nuh menegaskan untuk masyarakat yang membutuhkan. Ia mencontohkan ketika pasangan suami dan istri berpisah atau bercerai setelah menikah, lantas siapa yang mengurus anak-anak? Maka uang hasil pengelolaan wakaf dari calon pengantin itu yang digunakan untuk membantu dan mengurus anak-anak tersebut.

"Dan itu (wakaf uang calon pengantin) dikelola bersama BWI dan Kementerian Agama, itu nanti akan jadi sukuk, sehingga hasilnya (hasil wakaf) nanti akan dipakai untuk kemaslahatan umum dan sebagainya," katanya.

Wakaf calon pengantin sudah mulai dilaksanakan di beberapa daerah, seperti di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Wakaf calon pengantin ini akan dijadikan sebagai gerakan.

"Jadi daripada ia (calon pengantin) pergi ke Paris untuk mencantolkan gembok cinta abadi, mendingan kita berwakaf dulu saja, supaya cintanya abadi seperti abadinya nilai berwakaf," katanya.



Mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) tersebut sangat berharap wakaf ke depan menjadi tren karena memiliki banyak manfaat, termasuk pengentasan kemiskinan.

"Tentu Pak Menteri Agama tadi pun juga sudah memberikan dukungan yang sangat luar biasa, apalagi nanti kalau ada wakaf rutin bulanan, setiap bulan para pegawai di Kementerian Agama itu berwakaf," katanya.

Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi BWI yang terus mendorong berkembangnya wakaf produktif. Menurutnya, wakaf produktif telah diajarkan oleh Rasulullah. Ketika itu, sahabat Umar bin Khattab ingin menyedekahkan tanahnya di wilayah Khaibar, namun Rasulullah menganjurkan agar tanah tersebut diwakafkan, sehingga tanah itu bisa berproduksi dan hasil yang diperoleh dari tanah itu dapat digunakan atau bermanfaat bagi warga sekitar.

"Itulah Nabi pernah mencontohkan ketika sahabat Umar ingin menyedekahkan tanahnya tapi kemudian dicegah dan dianjurkan tanah tersebut diwakafkan. Ini yang kemudian dikembangkan oleh BWI," kata Menag Yaqut usai membuka resmi Gebyar Wakaf Ramadan 2024 BWI bersama dengan Ketua BWI Muhammad Nuh, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Direktur DESK Bank Indonesia Imam Hartono dan Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan Dwi Irianty.

Ia mengutip data BWI yang menyebut potensi wakaf di Indonesia sekitar 180 triliun namun dalam realisasinya baru Rp1,8 triliun. Menag berharap jumlahnya wakaf terus bertambah setiap tahun dan dikelola menjadi wakaf produktif.

"Maka kita bisa membayangkan wakaf bisa menjadi bagian dari kontribusi pengentasan kemiskinan di Indonesia, hal yang tidak mungkin dan mustahil yang bisa dilakukan. Terlebih warga bangsa ini mayoritas umat Islam, tinggal bagaimana literasi tentang wakaf produktif ini terus ditingkatkan pada umat Islam di negeri ini," katanya.
(abd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2462 seconds (0.1#10.140)