Ekspor Ikan dan Hasil Laut Berpotensi Tutup Defisit Perdagangan

Rabu, 31 Oktober 2018 - 14:44 WIB
Ekspor Ikan dan Hasil Laut Berpotensi Tutup Defisit Perdagangan
Ekspor Ikan dan Hasil Laut Berpotensi Tutup Defisit Perdagangan
A A A
JAKARTA - Langkah pemerintah menempatkan sektor kemaritiman sebagai salah satu program utama dan fokus pembangunan selain infrastruktur adalah upaya yang tepat. Pasalnya Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dan lautan yang luas disertai dengan ketersediaan ikan dan hasil laut yang melimpah. Ikan dan hasil laut tersebut saat ini dapat dijadikan andalan ekspor yang dapat menghasilkan devisi yang banyak untuk menutup defisit neraca perdagangan.

Ketua Tim Hibah Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Rusman Ghazali, mengatakan agar ikan dan hasil laut Indonesia memiliki daya saing ekspor yang tinggi sekaligus dapat meningkatkan ketahanan ekonomi nasional, pemerintah harus dapat mensinergikan semua dunia usaha dan masyarakat nelayan yang selama ini menggeluti bisnis di bidang perikanan dan kelautan.

“Pembangunan di sektor kemaritiman harusnya diikuti dengan meningkatkan daya saing di sektor perikanan sehingga masyarakat akan lebih sejahtera, dan devisa negara bisa diraih lebih banyak melalui ekspor,” kata Rusman dalam Seminar Nasional Pembangunan Kemaritiman di Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Untuk itu, dia berharap pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan serta pemerintah daerah seharusnya dapat meningkatkan sinergi dengan seluruh stake holder pelaku bisnis ikan dan hasil laut, termasuk dengan para nelayan kecil. “Sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam meningkatkan daya saing ekspor di bidang perikanan dan hasil laut. Hasil ekspornya juga dapat dinikmati oleh mereka semua termasuk nelayan-nelayan kecil,” ujarnya.

Sebagai catatan, Seminar Nasional Pembangunan Kemaritiman ini turut diselenggarakan oleh program Magister Ilmu Adminstrasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Nasional (Unas) Jakarta. Menurut Rusman, sejumlah negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan bahkan Jepang, yang dulu menjadikan produk perikanan sebagai keunggulan dalam meraih devisa melalui pariwisata, sekarang justru mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku karena minimnya pasokan.

Apalagi di beberapa daerah di luar negeri, ikan dan hasil laut menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakatnya. Sehingga kebutuhan akan ketersediaan ikan dan hasil laut lainnya menjadi sangat tinggi. “Kekosongan bahan baku ekspor ikan di negara-negara tetangga itu, dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah kita dengan meningkatkan eksport ikan dan hasil laut kita,” tegasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1136 seconds (0.1#10.140)