Harga Minyak Mentah AS Turun 6,6% Karena Kelebihan Pasokan

Sabtu, 03 November 2018 - 08:28 WIB
Harga Minyak Mentah AS Turun 6,6% Karena Kelebihan Pasokan
Harga Minyak Mentah AS Turun 6,6% Karena Kelebihan Pasokan
A A A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia jatuh pada penutupan perdagangan Jumat, merupakan kerugian dalam empat minggu beruntun karena investor khawatir akan kelebihan pasokan setelah AS memberi kelonggaran soal sanksi minyak Iran.

Melansir dari Reuters, Sabtu (3/11/2018), harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) turun 55 sen menjadi USD63,14 per barel. Dengan demikian harga WTI telah jatuh 6,6% selama pekan ini.

Harga minyak mentah Brent International naik 2 sen menjadi USD72,91 per barel pada pukul 02:26 ET. Namun, harga Brent telah melemah 6% selama pekan ini dan turun drastis 16% sejak awal Oktober, ketika Brent sempat mencapai level tertinggi sejak 2014.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengumumkan kelonggaran bagi Iran. Dimana Iran bisa tetap menjual minyak kepada 8 negara pembeli utama, meski sanksi ekonomi mulai berlaku Senin mendatang.

Bloomberg melaporkan bahwa Washington telah setuju untuk membiarkan 8 negara membeli minyak Iran. Negara tersebut diantaranya Korea Selatan, Jepang dan India. Namun untuk China yang merupakan importir terbesar minyak Iran, masih dalam taraf diskusi dengan AS soal persyaratannya.

Dengan kelonggaran ini, maka kekhawatiran pasar akan pengetatan pasokan menjadi reda. "Sepertinya semua kekhawatiran tentang pengetatan pasokan menjadi hilang karena pelonggaran sanksi terhadap Iran," kata Gene McGillian, direktur riset pasar minyak di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Melonggarnya sikap Amerika karena mereka khawatir sanksi akan menimbulkan pengetatan dan harga minyak semakin mahal. Mahalnya harga minyak akan membuat permintaan global berkurang dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, menurunnya harga minyak karena berada dalam tekanan meningkatnya produksi minyak di AS, Rusia dan OPEC. Data Kementerian Energi Rusia mengabarkan pada Jumat (2/11), Rusia memompa 11,41 juta barel minyak per hari selama Oktober, tertinggi dalam waktu 30 tahun.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak juga mendorong produksinya selama Oktober menjadi 33,31 juta barel per hari, naik 390.000 barel per hari. Merupakan peningkatan tertinggi oleh OPEC sejak 2016.

Sementara itu, AS tidak mau kalah dengan Rusia untuk menjadi produsen utama minyak dunia, dengan memompa sekitar 11 juta barel minyak per hari. "Produksi minyak AS naik, produksi Rusia naik, produksi OPEC naik. Ditambah kelonggaran bagi 8 negara membuat pasar minyak kelebihan pasokan dan harga kembali turun," kata Mark Scullion, analis di bursa berjangka Eclipse International di New York.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5029 seconds (0.1#10.140)