Ketidakpastian Gencatan 90 Hari Perang Dagang AS-China

Selasa, 04 Desember 2018 - 15:53 WIB
Ketidakpastian Gencatan 90 Hari Perang Dagang AS-China
Ketidakpastian Gencatan 90 Hari Perang Dagang AS-China
A A A
NEW YORK - Ketidakpastian masih membayangi gencatan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) versus China yang telah disepakati pada ajang KTT G-20. Pemangkasan bea impor mobil AS menciptakan kebingungan di Washington, sehari setelah diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump lewat akun Twitter resmi miliknya.

Alasannya pihak Beijing belum mengkonfirmasi kebijakan penghapusan bea impor mobil AS tersebut, untuk menimbulkan keraguan di antara para penasihat Presiden Trump terkait dengan gencatan perang dagang tersebut. Seperti dilansir BBC, Selasa (4/12/2018) ketidakpastian juga melingkupi rincian sejak kapan gencatan perang dagang mulai berlaku.

Di tengah detail yang masih membingungkan, produsen mobil Ford mengatakan bahwa mereka masih terus menanti tentang penjelasan rinci soal gencatan perang dagang. Seperti diketahui konflik dagang ini bermula dari tudingan AS kepada China yang menerapkan tarif perdagangan tidak adil hingga membuat perusahaan asal Negeri Paman Sam -julukan AS- sulit bersiang.

Tarif tinggi secara teori membuat produk buatan AS lebih murah daripada yang diimpor dan mendorong konsumen untuk membeli produk asli Amerika. Setelah berbulan-bulan menebar ancaman, Washington dan Beijing mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan sementara dalam sengketa perdagangan dalam pertemuan G20 di Argentina selama akhir pekan, kemarin.

Inti dari kesepakatan itu yakni antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping tidak akan menaikkan tarif bea impor selama 90 hari untuk memungkinkan pembicaraan antara keduanya. Usai mencapai kata sepakat, Presiden AS kemudian mengataka, dalam sebuah tweet bahwa Beijing telah "setuju untuk mengurangi dan menghapus tarif bea impor mobil yang masuk ke China dari AS".

Pernyataan Trump itu terkait dengan tarif 40% yang dibebankan China pada impor kendaraan AS, yang membuat tensi konflik dagang makin memanas pada bulan Juli, lalu. Angka ini jauh lebih tinggi daripada 15% yang diterapkan pada mitra dagang lainnya serta memaksa banyak produsen mobil di China untuk menaikkan harga.

Sehari setelah kicuan Trump soal China menghapus bea impor mobil AS, muncul kebingungan tentang detail di Washington, ketika tokoh senior di Gedung Putih saling berbeda pendapat. Ditanya soal apakah China akan menghapus tarif bea impor mobil 40%, Larry Kudlow yang merupakan penasihat ekonomi utama Presiden AS, mengatakan dia "percaya bahwa komitmen telah dibuat".

Dalam sebuah konferensi pers kepada wartawan, dia juga mengatakan AS belum memiliki "kesepakatan khusus" mengenai tarif 40%. Petinggi senior Gedung Putih lainnya yakni penasihat perdagangan Peter Navarro hanya mengatakan, bahwa masalah "pasti muncul" dalam diskusi di G20.

Kebingungan juga muncul ketika periode 90 hari yang disepakati untuk negosiasi akan dimulai, dengan beberapa mengatakan hal itu dimulai sejak Januari. Akan tetapi Gedung Putih kemudian mengoreksi awal mula gencatan perang dagang, dengan mengatakan bahwa hal itu akan efektif dimulai terhitung 1 Desember dan efektif selama 90 hari.

Ford hanyalah salah satu perusahaan besar yang mencari kejelasan. Produsen mobil AS mengatakan hal ini harus "didorong oleh diskusi perdagangan" karena menunggu kejelasan lebih rinci. "Kami berharap untuk penjelasan yang lebih banyak," kata Ford dalam sebuah pernyataan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6267 seconds (0.1#10.140)