Bulog Amankan Pasokan dan Harga Pangan Menjelang Nataru

Selasa, 11 Desember 2018 - 13:38 WIB
Bulog Amankan Pasokan dan Harga Pangan Menjelang Nataru
Bulog Amankan Pasokan dan Harga Pangan Menjelang Nataru
A A A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menerangkan, bahwa Bulog terus melakukan stabilisasi harga melalui Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) di seluruh wilayah Indonesia. Jauh sebelum masa akhir tahun 2019, Bulog telah mempersiapkan stok yang cukup banyak dan dapat dimanfaatkan pada kegiatan stabilisasi pangan secara massive bila diperlukan.

"Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) di seluruh wilayah Indonesia sendiri sebagai instrumen pengendalian harga di tingkat eceran. Stabilisasi harga dilakukan terintegrasi dari hulu hingga hilir. Adapun stabilisasi di sisi hilir dilakukan melalui channel grosir dan eceran untuk memperluas penyebaran komoditas yang dikelola Bulog," ujar Budi Waseso di Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Tahun 2018 ini Bulog mendapat cukup banyak penugasan penyerapan komoditas Dalam Negeri (DN) dan Luar Negeri (LN) yang menjadi faktor pendorong besarnya tingkat stok yang dikelola Bulog. Level stok Bulog saat ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan stabilisasi pangan hingga beberapa bulan ke depan.

Sekretaris Perusahaan Siti Kuwati menambahkan, bahwa pada tahun 2019, Bulog tetap berkomitmen menjalankan amanat Pemerintah yang akan direalisasikan secara intensif melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) dan penyaluran Bansos Rastra sebagai penugasan stabilisasi pasokan dan harga bahan pangan pokok nasional terutama beras ditingkat konsumen.

Bulog akan melakukan skema kegiatan komersial untuk mendukung kegiatan penugasan pemerintah melalui kebijakan penyediaan bahan pangan pokok murah dan berkualitas kepada masyarakat sehingga meningkatkan akses pangan yang kuat kepada seluruh lapisan masyarakat.

"Agar stok beras dapat dipasok ke pasar secara massive, Bulog memperluas jaringan dan titik distribusi sampai dengan titik kantor kelurahan/desa, pemukiman padat penduduk, maupun warung/toko tingkat desa yang merupakan Rumah Pangan Kita (RPK) atau jaringan pengecer binaan bisnis komersial Bulog,” jelas Siti Kuwati.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5988 seconds (0.1#10.140)