Harga Minyak Dunia Mendaki Lebih Dari 1% Dipimpin Aksi OPEC

Rabu, 12 Desember 2018 - 10:08 WIB
Harga Minyak Dunia Mendaki Lebih Dari 1% Dipimpin Aksi OPEC
Harga Minyak Dunia Mendaki Lebih Dari 1% Dipimpin Aksi OPEC
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia mendaki lebih dari 1% pada perdagangan, Rabu (12/12/2018) usai mendapatkan harapan atas rencana pengurangan pasokan yang dipimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC). Gerakan pangkas produksi diumumkan bakal berlanjut di 2019 untuk mencuatkan harapan dapat menstabilkan pasar di tengah konflik perdagangan antara Amerika Serikat (AS) versus China.

Gangguan ekspor minyak Libya setelah milisi lokal menyita ladang minyak terbesar negara tersebut mempengaruhi pergerakan harga. Seperti dilansir Reuters, tercatat harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan pada level USD60,89 per barel atau meningkat 69 sen yang setara 1,15% dari sesi terakhir.

Sementara harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) bertengger di posisi USD52,25 per barel usai mendapatkan tambahan mencapai sebesar 60 sen atau 1,2%. Peningkatan harga yang lebih tinggi datang di tengah peningkatan pasar saham wilayah Asia ketika Presiden AS Donald Trump mengatakan tengah melakukan pembicaraan perdagangan dengan China.

Pernyataan Trump menjadi sinyal untuk meredakan perselisihan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Sedangkan sentimen utama pada pasar minyak, datang dari keputusan OPEC dan beberapa negara non-OPEC produsen termasuk Rusia pekan lalu untuk memotong pasokan mencapai sebesar 1,2 juta barel per hari (bpd). "Curbs produksi OPEC akan menstabilkan pasar," ujar pernyataan ANZ bank.

Di sisi lain harga minyak mentah sudah kehilangan sepertiga dari nilai mereka antara awal Oktober dan pengumuman pemotongan pasokan. Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa perjanjian OPEC mungkin tidak memiliki efek terlalu besar terhadap pergerakan harga minyak dunia. Fereidun Fesharaki dari konsultan energi FGE dalam sebuah catatan mengatakan, bahwa pemotongan yang dipimpin OPEC kemungkinan akan cukup menekan persediaan hanya sampai akhir kuartal pertama 2019.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4531 seconds (0.1#10.140)