Bulog Tambah Impor Jagung 30.000 Ton, Ini Alasannya

Kamis, 10 Januari 2019 - 17:01 WIB
Bulog Tambah Impor Jagung 30.000 Ton, Ini Alasannya
Bulog Tambah Impor Jagung 30.000 Ton, Ini Alasannya
A A A
JAKARTA - Perum Bulog kembali mengimpor jagung sebanyak 30.000 ton yang akan mulai masuk bulan depan. Jagung impor tersebut berasal dari Argentina dan Brasil yang dikenal memiliki jagung berkualitas baik dengan harga murah.

"Brasil dan Argentina, itu kita lihat yang paling murah dan paling bagus dan sudah 30.000 ton dan akan masuk secara bertahap," ujar Dirut Bulog Budi Waseso di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Batas waktu izin impor, jelas Budi, nantinya hanya sampai bulan Februari saja. Hal itu berdasarkan keputusan dari Kementerian Perdagangan. Dia menambahkan, Bulog akan mendistribusikan sisa jagung impor tahap pertama sebanyak 26.000 ton begitu tiba di Indonesia pekan depan. Sisa jagung tersebut akan disalurkan kepada peternak layer. Sementara sebelumnya sebanyak 74.000 ton telah disalurkan lebih dahulu.

"Jagung tersebut dilepas Bulog ke peternak dengan harga Rp4.500/kg atau jauh lebih murah daripada rata-rata harga pasar yang sudah tembus Rp6.000/kg," katanya.

Mengenai alasan impor, Budi Waseso menjelaskan, hal ini merupakan keputusan rapat koordinasi terbatas (rakortas) pemerintah beberapa waktu lalu. Kebutuhan impor tersebut muncul dari data kebutuhan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Makassar.

"Kemarin kita data dari Jatim, Jabar, Jateng, Sulawesi Selatan sehingga waktu itu perhitungan kita ternyata real-nya 100.000 ton, makanya kita impor," ujarnya.

Pria yang akrab dipanggil Buwas ini menegaskan, tidak menutup kemungkinan bila impor akan dilakukan kembali apabila hal tersebut dibutuhkan. "Impor itu semata-mata dilakukan sesuai kebutuhan, dan kita evaluasi," katanya.

Kendati demikian, dia berjanji jika pasokan jagung banyak di petani lokal, maka Bulog akan berhenti mengimpor Jagung. Untuk itu, Buwas mendorong para petani lokal terus meningkatkan produksi Jagung untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Kita enggak mau stok berlebihan, nanti kalau panen kan kasihan petani, jadi sesuai kebutuhan saja," tegasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4392 seconds (0.1#10.140)