Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
BI Sebut Aliran Dana Asing Jadi Obat Kuat Rupiah
BI Sebut Aliran Dana Asing Jadi Obat Kuat Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) membeberkan penyebab rupiah terus menguat seminggu ini. Salah satunya adalah terus mengalirnya dana asing ke dalam negeri.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan, aliran masuk dana asing itu didukung faktor kuatnya fundamental ekonomi domestik.
"Kalau kita lihat inflow-nya sendiri netto sampai dengan minggu pertama Rp6,8 triliun ekuivalen, masuk melalui Surat Berharga Negara (SBN), saham, obligasi korporasi dan SBN syariah. Gambarannya positif sehingga membuat rupiahnya kalau kita lihat mengalami apresiasi year to date-nya mencapai 1,8% ," ujar Dody di Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Dia menambahkan, pergerakan nilai tukar rupiah untuk minggu pertama Januari 2019 cukup baik di tengah berbagai sentimen yang ada secara global, antara lain perang dagang AS-China.
Namun, sentimen yang muncul dari penyataan The Fed bahwa bank sentral Negeri Paman Sam itu masih menimbang menaikkan kembali Fed Funds Rate (FFR) tahun depan cukup menenangkan pasar keuangan secara keseluruhan.
Dody berharap aliran dana asing terus masuk ke Indonesia dengan dukungan dari sisi ekonomi makro. Karena, tanpa sentimen positif dari internal, maka tingkat kepercayaan investor ke Indonesia akan berkurang.
"Kita lihat perekonomian domestik angka cadangan devisa yang terus membaik angka inflasi yang turun. Dan mudah-mudahan angka pertumbuhan ekonomi di triwulan IV nanti angkanya juga cukup baik," tandasnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan, aliran masuk dana asing itu didukung faktor kuatnya fundamental ekonomi domestik.
"Kalau kita lihat inflow-nya sendiri netto sampai dengan minggu pertama Rp6,8 triliun ekuivalen, masuk melalui Surat Berharga Negara (SBN), saham, obligasi korporasi dan SBN syariah. Gambarannya positif sehingga membuat rupiahnya kalau kita lihat mengalami apresiasi year to date-nya mencapai 1,8% ," ujar Dody di Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Dia menambahkan, pergerakan nilai tukar rupiah untuk minggu pertama Januari 2019 cukup baik di tengah berbagai sentimen yang ada secara global, antara lain perang dagang AS-China.
Namun, sentimen yang muncul dari penyataan The Fed bahwa bank sentral Negeri Paman Sam itu masih menimbang menaikkan kembali Fed Funds Rate (FFR) tahun depan cukup menenangkan pasar keuangan secara keseluruhan.
Dody berharap aliran dana asing terus masuk ke Indonesia dengan dukungan dari sisi ekonomi makro. Karena, tanpa sentimen positif dari internal, maka tingkat kepercayaan investor ke Indonesia akan berkurang.
"Kita lihat perekonomian domestik angka cadangan devisa yang terus membaik angka inflasi yang turun. Dan mudah-mudahan angka pertumbuhan ekonomi di triwulan IV nanti angkanya juga cukup baik," tandasnya.
(fjo)
Explore More