Menyulap Sampah Plastik Menjadi Lahan Bisnis

Sabtu, 12 Januari 2019 - 12:49 WIB
Menyulap Sampah Plastik Menjadi Lahan Bisnis
Menyulap Sampah Plastik Menjadi Lahan Bisnis
A A A
JAKARTA - SUDAH banyak yang menciptakan inovasi ramah lingkungan pada era modern ini. Mulai dari inovasi dalam bidang teknologi, bahkan inovasi menyulap sampah plastik menjadi bisnis dengan nilai jual yang tinggi.

Belakangan ini pemerintah sudah mengeluarkan peraturan yang berisikan mengurangi sampah plastik dengan cara, di antaranya setiap restoran tidak diperkenankan untuk memakai sedotan plastik, tempat perbelanjaan harus menyarankan pembeli membawa kantong belanjaan sendiri, dan pembungkus makanan seperti piring plastik pun harus dikurangi.

Peraturan itu terbukti ketika beberapa hari yang lalu belanja di KFC, mereka tidak menyediakan sedotan plastik untuk minumnya. Kalau ada sosok anak muda yang memilih terlibat memerangi sampah plastik, maka Edy Fajar Prasetyo adalah orangnya.

Edy, begitulah akrab disapa, adalah mahasiswa lulusan Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Agri bisnis di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampah bagi sebagian besar orang adalah barang-barang yang sudah tidak berguna dan tidak bisa dipakai lagi.

Namun, di tangan Edy Fajar Prasetyo, sampah dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomis dan memberdayakan masyarakat. Kegiatan bisnis sosial itu dirintis Edy sejak tahun 2013 dengan mendirikan Eco Business Indonesia (EBI).

Bermodal awal Rp1 juta, kini EBI menghasilkan sedikitnya 70 barang kerajinan olahan sampah setiap bulan dengan kisaran omzet belasan juta rupiah. Bahkan, omzetnya pernah mencapai puluhan juta dalam sebulan. Dengan bisnisnya, Edy tak hanya memperoleh profit pribadi.

Dia membina para ibu rumah tangga di kawasan Kedaung, Tangerang Selatan sebagai mitra perajin produk EBI. Para perajin memperoleh 70% keuntungan dan sisa 30%-nya digunakan untuk pengembangan program-program EBI.

Setelah bergabung dengan EBI, penghasilan ibu-ibu yang kebanyakan bekerja sebagai buruh rumah tangga meningkat hingga dua-tiga kali lipat. Selain menghasilkan barang kerajinan olahan sampah, EBI juga memperluas bisnis ke bidang edukasi lingkungan.

Edy dan timnya telah mencetak lebih dari 5.000 alumni seminar dan workshop bertemakan pemanfaatan sampah, manajemen sampah, green edutainment , hingga entrepreneurship .

Berkat usahanya, Edy kerap memperoleh berbagai penghargaan, di antaranya 3rd Winner Social Category ASEAN Leaderpreneur 2015, Top 5 Wirausaha Sosial Wirausaha Muda Mandiri Nasional 2016, Peraih Pemuda Hebat Nasional Kemenpora RI 2018, The Best Economy Creative Product Tangsel Creative Award 2018 , dan pemateri social media engagement .

Untuk EBI sendiri, jenis-jenis produknya sesuai dengan permintaan pasar. Sejauh ini, "EBI Bag" memang masih terdiri dari produk-produk seperti tas, dompet, soft case , bando, gantungan kunci, pin, dan suvenir lainnya. Tapi, jangan dikira berbagai inovasi tidak dicoba atau dikembangkan.

Misalnya dompet, yang meskipun secara produk sudah bagus, akan semakin berkualitas lagi apabila di dalamnya diberi puring atau lapisan yang berbahan tipis. Menurut Edy, sampah bisa kita peroleh secara mudah, murah, dan masif, tapi di sisi lain jadi masalah masyarakat.

Karena itu, Edy berpikir, daripada tidak dimanfaatkan, mengapa tidak mengelola sampah kemasan plastik sisa konsumsi sehari-hari? "Sebagai entrepreneur, saya harus selalu melihat sesuatu dari sisi peluang, bukan masalah. Begitu juga dengan sampah.

Saya memberikan makna baru pada sampah dengan kepanjangan, “Selalu Akan Mudah Pabila Ada Harapan”. Bagaimana sampah dikelola jadi resource untuk memberikan impact pada masyarakat," tutur Edy Fajar yang kerap kali keluar negeri berkat penghar gaan eco bisnis yang digelutinya.

Edy pun memiliki cita-cita yang sangat mulia, yaitu memberdayakan masyarakat, sekaligus melestarikan lingkungan dengan cara memanfaatkan sampah-sampah menjadi nilai ekonomi yang tinggi. Semoga semangat Edy semacam ini mampu menjadi teladan bagi kita semua.

Terutama bagi pemuda bangsa ini agar lebih terbuka untuk menjaga lingkungannya. Selamat Hari Lingkungan, jadilah pemuda yang menjaga lingkungan, bukan malah merusak ekosistem alamnya. Mulailah dengan membuang sampah di tempatnya dan juga lebih cerdas dan bijak dalam menjaga lingkungan.

AULIA TRISIA
GEN SINDO-Universitas Negeri Jakarta
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4749 seconds (0.1#10.140)