Curhat Sri Mulyani Sering Disalahkan Soal Pengelolaan APBN

Kamis, 31 Januari 2019 - 18:56 WIB
Curhat Sri Mulyani Sering Disalahkan Soal Pengelolaan APBN
Curhat Sri Mulyani Sering Disalahkan Soal Pengelolaan APBN
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencurahkan isi hatinya (curhat), lantaran sering disalahkan dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 . Akan tetapi terang dia, tidak ada yang memberikan apresiasi saat penerimaan negara tembus 102,5% dari target APBN 2018.

Mantan Direktur Bank Dunia itu mengutarakan tak semua pihak menerima keberhasilan tersebut. Menurutnya, ada beberapa pihak yang hanya melihat data-data ekonomi secara sebagian. "Di luar sana ada yang pick and choose (hasil data ekonomi)," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Menurutnya saat data ekonomi menunjukkan angka yang baik, maka dicari penyebab lainnya. Hal ini untuk menunjukkan kinerja tersebut bukan karena pemerintah. Seperti soal penerimaan negara yang melampaui target. "Kalau sukses, cari cerita yang dianggap menjadi penyebab sukses itu. 'Ah itu bukan karena kerjaan Menkeu, itu kerjaan Tuhan harga minyak naik'," katanya

Di sisi lain saat data ekonomi buruk, maka kegagalan tersebut akan dilimpahkan kepada dirinya, sebagai Menteri Keuangan. "Kalau gagal itu di-zoom, microscoping. 'Ini penyebabnya Menteri Keuangan'. So life is not fair, tapi hidup memang begitu, kita semua tahu hidup itu enggak pernah adil. Makanya bayi lahir nangis, tidak ada yang lahir (lalu teriak) 'hore'," selorohnya.

Padahal, kata dia, perancangan APBN dilakukan satu tahun sebelumnya, sehingga selalu dihadapkan dalam ketidakpastian kondisi kedepannya. Sehingga, bila penerimaan melampaui target bukan hanya didorong harga minyak yang naik dan pelemahan kurs Rupiah, namun juga ditopang pertumbuhan ekonomi dan perpajakan.

"APBN 2018 berakhir dengan happy ending kok, penerimaan negara 102,5% dari target. Ada sebagian dikontribusikan oleh harga minyak dan nilai tukar, tapi enggak dipungkiri kenaikan penerimaan ini karena pertumbuhan ekonomi dan perpajakan yang kita bisa collect," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1556 seconds (0.1#10.140)