Pelaku Industri Diperkenalkan dengan Asuransi Jagawisata

Sabtu, 02 Februari 2019 - 05:15 WIB
Pelaku Industri Diperkenalkan dengan Asuransi Jagawisata
Pelaku Industri Diperkenalkan dengan Asuransi Jagawisata
A A A
YOGYAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Konsorsium Asuransi Wisata sosialisasikan produk asuransi yang komprehensif baik untuk wisatawan hingga aset pariwisata. Produk yang telah diluncurkan adalah Jagawisata untuk melayani para wisatawan. Sementara produk Jaga Aset Wisata untuk aset bangunan ditargetkan akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun ini.

Asisten Deputi Investasi Pariwisata Kemenpar Hengky Manurung mengatakan, produk ini bukti industri asuransi lokal mampu menyediakan produk asuransi wisata dengan harga murah. Bahkan juga tersedia dalam aplikasi yang siap pakai. Tidak hanya untuk wisatawan domestik, namun juga wisatawan asing bisa mendapatkan proteksi secara online.

“Kami sudah melakukan sosialisasi produk Jagawisata di Jakarta, Medan, dan sekarang Yogyakarta. Rangkaian sosialisasi akan terus dilakukan untuk 10 destinasi prioritas. Pelaku usaha seperti hotel dapat memasarkan produk ini dengan opsional buat tamunya,” ujar Hengky dalam Sosialisasi Asuransi Jagawisata di Hotel Grand Mercure, Yogyakarta.

Koordinator Direktorat Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan, OJK I Wayan Wijana mengatakan saat ini penawaran asuransi wisata mayoritas dalam skema asuransi perjalanan saat membeli tiket pesawat. Namun kini dengan Jagawisata akan mendorong penetrasi melalui jaringan hotel dan tempat wisata lainnya. Bahkan menurutnya produk ini siap berkompetisi dengan produk asuransi perjalanan lain.

“Tidak apa berkompetisi karena pasarnya sangat besar. Masyarakat Indonesia masih jarang yang sengaja membeli asuransi. Sementara kultur masyarakat di luar negeri justru cari asuransi dulu. Karena itu kita kerjasama dengan hotel yang akan menawarkan,” ujar Wayan.

Adapun kerjasama delapan perusahaan asuransi yang membentuk konsorsium dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun delapan perusahaan asuransi yang tergabung dalam konsorsium ini yaitu PT Central Asia Finansial (Jagadiri), PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR), PT Asuransi FPG Indonesia, PT Asuransi Staco Mandiri, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Equity Life Indonesia, PT Asuransi Binagriya Upakara, dan PT Asuransi Intra Asi

Kepala Divisi Pemasaran Non Perbankan Asuransi Binagriya Bambang Sudjatno mengapresiasi diskusi yang dilakukan oleh Kemenpar tersebut. Pihaknya mengakui konsorsium asuransi harus mendengarkan kebutuhan pelaku industri pariwisata. Menurutnya produk asuransi sangat dinamis untuk mengikuti kebutuhan pelaku industri.

“Kami siap menghitung kalkulasinya. Lalu kami ajukan ke OJK. Kita hanya kurang komunikasi, namun sekarang ada Kemenpar yang memfasilitasi roadshow ke kota-kota,” ujar Bambang dalam kesempatan sama.

Dia menambahkan, pihaknya saat ini terus melakukan pendataan untuk menyiapkan produk Jaga Aset Wisata. Setelah mengetahui daftar aset properti pariwisata baru dikalkulasi dengan pendekatan bisnis. Rencananya akan ada produk Property All Risk dengan dua skema yaitu ganti rugi dan santunan. “Untuk polis santunan sedang dikonsepkan bersama asosiasi perhotelan dan nanti akhir Februari sudah bisa dirumuskan tarif yang pasti,” ujarnya.

Salah satu perwakilan industri yaitu Manager HRD Sheraton Yogyakarta Budi Santoso mengatakan produk ini cukup bagus karena perlindungannya komprehensif dapat memproteksi mulai dari tamu hingga properti. Namun dia juga meminta produk yang dapat membantu perlindungan risiko gaji karyawan kalau dirumahkan apabila terjadi bencana.

“Biasanya setelah bencana kita akan merumahkan pegawai beberapa waktu. Karena itu kami ingin ada produknya juga dapat membantu resiko seperti itu,” ujar Budi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3833 seconds (0.1#10.140)