Maskapai Berbiaya Murah Ryanair Merugi di Tengah Kompetisi Sengit

Senin, 04 Februari 2019 - 16:20 WIB
Maskapai Berbiaya Murah Ryanair Merugi di Tengah Kompetisi Sengit
Maskapai Berbiaya Murah Ryanair Merugi di Tengah Kompetisi Sengit
A A A
DUBLIN - Maskapai penerbangan berbiaya murah Irlandia yakni Ryanair mengalami kerugian bersih mencapai 19,6 juta euro dalam tiga bulan terakhir tahun ini, di tengah kompetisi sengit hingga memaksa perusahaan memangkas tarif. Tercatat, maskapai yang berkantor pusat di Dublin tersebut telah mengangkut 32,7 juta penumpang dibandingkan dengan 30,4 juta untuk periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal itu seperti dilansir BBC, Senin (4/2/2019) membuat pendapatan mengalami kenaikan 9% menjadi 1,53 miliar euro. Tetapi maskapai mengatakan "kelebihan kapasitas musim dingin di Eropa" telah menggerus raihan laba. Perusahaan juga memberikan informasi bahwa, Chairman David Bonderman akan meninggalkan Ryanair pada musim panas 2020.

Pada bulan September tahun kemarin, dalam pertemuan tahunan perusahaan, hampir 30% pemegang saham memberikan suara menentang terpilihnya kembali Bonderman sebagai Chairman setelah musim panas pembatalan penerbangan. Dia sendiri telah menghabiskan 23 tahun dalam pekerjaan itu.

Kepala Eksekutif Michael O'Leary tahun lalu menerangkan dapat mengundurkan diri dalam lima tahun ke depan setelah menyetujui kontrak baru lima tahun. Namun perannya akan sedikit berubah, yaitu Mr O'Leary akan menjadi CEO grup dan akan mengelola chief executive untuk setiap merek maskapai: Ryanair, Laudamotion, Ryanair Sun dan Ryanair UK.

Struktur tersebut mirip dengan IAG, perusahaan pemilik British Airways. O'Leary akan mengawasi biaya, pembelian pesawat, dan membeli maskapai yang menjadi rival. Kondisi tersebut bisa berdampak baik untuk hubungan industri setelah serangkaian pemogokan selama musim panas, seperti disampaikan analis transportasi HSBC Andrew Lobbenberg.

Sementara harga minyak yang lebih tinggi dan tarif yang lebih rendah mengurangi profitabilitas perusahaan. Sementara perusahaan menyalahkan terlalu banyak maskapai penerbangan mengejar penumpang terlalu sedikit, biaya mungkin menjadi masalah nyata, kata Lobbenberg. Biaya bahan bakar melompat 32% dan biaya stafnya naik 31%, seperti diutarakan pihak maskapai.

Secara total biaya operasi Ryanair naik 20% menjadi 1,54 miliar euro. "Inti dari penurunan besar dalam profitabilitas adalah biaya bahan bakar sangat tinggi tahun ini dan lindung nilai bahan bakar mereka tidak optimal," kata Lobbenberg, merujuk pada biaya yang disepakati maskapai sebelumnya untuk bahan bakar penerbangan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9356 seconds (0.1#10.140)