Holding BUMN Perumahan Diyakini Bisa Perkuat Ekuitas Jadi Rp160 Triliun

Jum'at, 08 Februari 2019 - 18:47 WIB
Holding BUMN Perumahan Diyakini Bisa Perkuat Ekuitas Jadi Rp160 Triliun
Holding BUMN Perumahan Diyakini Bisa Perkuat Ekuitas Jadi Rp160 Triliun
A A A
JAKARTA - Rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perumahan terus dimatangkan pemerintah tahun ini, sebagai upaya meningkatkan pendapatan perusahaan pelat merah. Nilai ekuitas holding BUMN sektor perumahan dan pengembangan Kawasan di bawah kendali Perum Perumnas (Persero) diprediksi bisa menembus Rp160 triliun dalam tiga tahun tahun mendatang.

Direktur Utama PT Wijaya Karya (WIKA) Tumiyana menyakini, bahwa dengan adanya holding BUMN sektor perumahan dapat membuat penguatan modal mencapai Rp160 triliun bagi para BUMN yang bergabung seperti Wika, Perumnas dan PT PP. Dengan kapasitas sebesar itu maka perusahaan dapat meningkatkan daya ekspansi usahanya.

"Tapi kalau 2020 itu terkonsolidasi dengan bisnis model yang baru, maka akan lari ke angka Rp62 triliun terus tiga tahun ke depan bisa menjadi Rp160 triliun-an. Dengan kemampuan itu artinya holding, dengan ekuitas Rp160 triliun, artinya kita bisa melakukan bisnis model dengan lebih besar," ujar Tumiyana di Jakarta, Jumat (8/2/2019).

Lebih lanjut, Ia menerangkan proyek kerja sama ini masih akan digodok karena ketiga perusahaan membut cluster agar menarik investsor untuk berinvestasi. "Clusterisasi lagi kita susun. Prinsipnya performance kita enggak boleh dihilangkan, kemampuan di bidang itu, enggak boleh los. Karena kekuatan yang baru ini kira kira akan dibagi dalam 6 kluster besar. Investasi, mengenerate ke tengah menjadi lini jasa," jelasnya.

Dia juga menambahkan bahwa sumber daya manusia pun harus ditingkatkan. Dengan begitu dapat membuat utilitisasi SDM menjadi maksimal, dan bisa mendorong perusahaan semakin maju. "Sumber daya harus cukup merealisir dari kemampuan perusahaan yang ada. Rasio keuangan itu akan bisa baik kalau utilisasi dengan orang-orang didalamnya mempunyai kekuatan maksimal. Istilah saya, kalau pimpin sebuah korporasi ada dua blok besar, satu inisiator dan engineering prosesor. Harus sama-sama kuat," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4374 seconds (0.1#10.140)