Harga Minyak Naik Tipis Tapi Masih di Posisi Merugi

Sabtu, 09 Februari 2019 - 13:30 WIB
Harga Minyak Naik Tipis Tapi Masih di Posisi Merugi
Harga Minyak Naik Tipis Tapi Masih di Posisi Merugi
A A A
NEW YORK - Harga minyak mentah nauk tipis pada perdagangan Sabtu (9/2/2019). Meski demikian, harga si emas hitam masih membukukan kerugian selama sepekan ini, disebabkan oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global. Kenaikan harga minyak ditopang oleh pengurangan pasokan yang dilakukan OPEC dan sanksi Amerika Serikat terhadap Venezuela.

Melansir dari Reuters, hasil ini membuat harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 8 sen menjadi USD52,72 per barel. Namun secara total, selama sepekan, harga WTI telah turun 4,6%, kerugian mingguan tertajam selama tahun ini.

Harga minyak mentah berjangka Brent International juga naik 51 sen menjadi USD62,14 per barel pada pukul 2:30 GMT. Dan selama sepekan ini, harga Brent telah rugi sekitar 1%.

Pasar minyak telah terbebani oleh sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina yang tetap belum terselesaikan, sehingga merusak prospek ekonomi global. Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya tidak berencana untuk bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum tenggat waktu 1 Maret yang ditetapkan kedua negara untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

Menambah kekhawatiran permintaan akan minyak, Komisi Eropa memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Uni Eropa, karena ketegangan perdagangan global dan serangkaian tantangan domestik, seperti belum selesainya masalah Brexit dan melemahnya perekonomian Jerman, negara ekonomi terkuat di Uni Eropa.

Faktor lain yang membebani harga minyak selama pekan ini adalah nilai dolar AS yang kuat. "Tampaknya risiko makro masih berlaku terhadap fundamental pasar minyak," ujar Harry Tchilinguirian, kepala strategi pasar komoditas global di BNP Paribas.

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) terus melakukan dukungan untuk menggenjot harga minyak, dengan melakukan pemotongan pasokan. Pimpinan OPEC, Arab Saudi mengurangi produksinya pada Januari sekitar 400.000 barel per hari menjadi 10,24 juta barel per hari.

Kenaikan lain ditunjang oleh penerapan sanksi AS terhadap Venezuela, salah satu anggota OPEC. Analis memperkirakan keputusan ini akan mengurangi pasokan minyak di pasar global sebanyak 500.000 barel per hari.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6357 seconds (0.1#10.140)